Koman-komen Naiknya BBM

Tampilan di wall FB saya pagi ini begitu riuh. Penuh sesak dengan status tentang dampak berita yang diumumkan pada Senin (17/11) malam: Kenaikan harga BBM.

Isinya beragam. Sebagian ada yang menentang. Namun, banyak juga yang menerima. Dan bahkan ada juga yang nggak nyambung: "Naik BBM dengan Liverpool yang lama tak juara Premiere League."

Meski begitu, secara garis besar, saya mengelompokkan komen itu menjadi dua. Yang pro dan kontra.
Pembelahan dua bagian ini, sepertinya warisan dari pendukung ketika semasa pilpres dulu. Buktinya, komen yang kontra dengan keputusan itu, mengaku bangga tak memilih pemerintahan sekarang. Yang dinilai jauh dari keberpihakan kepada wong cilik.

Sementara yang pro, mencoba komen dengan argumen yang ilmiah. Mereka memaparkan tentang angka-angka 'njlimet', termasuk proses tata kelola migas, sehingga menyebabkan mengapa subsidi harus dicabut. Ada juga yang membahas tentang subsidi salah sasaran. Sehingga naiknya BBM, menjadi solusi untuk itu.

Yang membuat saya tertarik adanya komen dari kelompok abu-abu. Mereka mungkin tak mendukung siapapun. Hanya meramaikan lalu-lintas dunia maya saja.

Salah satunya komen yang mempertanyakan, apakah pendukung pemerintahan saat ini, ada yang ikut ngantri jelang kenaikan? Atau tentang hati nurani pendukungnya, yang sebenarnya menolak BBM naik. Namun karena gengsi, atau cinta setengah mati, akhirnya tetap mendukung juga.

Itulah dunia maya. Kehadirannya menjadi warna-warni hidup yang nyata. Yang jika baik penggunaannya, akan sangat bermanfaat. Tapi jika tidak, bisa jadi mudharat. 

Lalu,  apa komen anda?


No comments