Dahlan Iskan dan Teman-teman Lama Saya

Ada dua hal yang membuat saya senang hari ini. Dahlan Iskan dan bertemu teman-teman lama. Loh, apa hubungannya? Tidak secara langsung memang. Tapi keduanya, turut membentuk karakter saya saat ini.


Ketika menunggu sosialisasi training di Auto 2000 SM Raja, saya sempatkan berkunjung ke PT Astra International Isuzu cabang Medan, Senin pagi tadi. Ini perusahaan tempat saya bekerja, dulu. Selama lima tahun saya berkarir di situ.

Ada dua agenda yang saya bawa ke sana. Pertama, menanyakan tentang kesanggupan mereka menjadi guru tamu di sekolah tempat saya mengajar. Kedua, silaturahmi dengan teman-teman lama saya.

Ternyata secara fisik, banyak perubahan dari perusahaan yang beralamat di Simpang Limun itu. Tata letak bangunan sudah jauh berbeda. Ruangan servis juga direnovasi. Ini mungkin untuk memanjakan customer. Mengingat Astra merupakan perusahaan jasa.

Dan yang tampak paling berubah adalah, luas areal parkir unit yang makin melebar. Sepertinya ada penambahan luas tanah ke arah samping. Di mana telah berdiri bengkel perbaikan bodi di situ. Lengkap dengan oven untuk cat bodi kendaraan.

Namun rupanya, masih ada yang sama, tak berubah. Keramahan teman-teman dan atasan ketika saya masih aktif dulu. Mereka-mereka inilah yang membentuk karakter saya. Menjadi sosok yang doyan kerja, disiplin, dan loyal.  

Pak Frizon salah satunya. Beliau atasan saya langsung ketika divisi part masih gabung dengan divisi servis kala itu. Kepala Bengkel ini yang membekali saya dengan senjata doyan kerja. Sebagai anak buah, bimbingan, inovasi, dan ilmu manajemen darinya banyak ditularkan kepada saya.

Seperti yang diketahui. Berkerja di perusahaan sekaliber Astra tak melulu hanya melakukan rutinitas sesuai job description. Tapi harus bisa juga melakukan improve, tentang bagaimana membuat sistem yang menghasilkan kinerja lebih efisien, smart, dan efektif. Di sinilah karakter itu terbentuk.

Saya merasa sangat bersyukur sekali bisa kenal dengan Pak Frizon ini. Sama halnya bisa kenal dengan Pak Fauzi Bastian, atasan saya ketika masih di divisi administrasi. Juga dengan Pak Suwito, Big Boss Cabang Medan waktu itu. Oleh Allah, melalui mereka-mereka inilah yang  menjadikan saya seperti ini.

Demikian halnya dengan teman-teman sejawat di administrasi dan marketing. Yang namanya tak bisa saya tulis satu-persatu. Terlebih teman-teman mekanik. Di mana selalu saja ada bahan untuk diributkan. Mulai dari kurangnya supply, atau terlambatnya part yang masuk. Atau ketika part yang tidak cocok dan part yang salah jenisnya. Semua itu, menjadi pembelajaran yang amat mahal, yang benar-benar bisa saya rasakan manfaatnya sekarang. Luar biasa.

Di luar itu, hal lain yang membuat saya senang adalah, kabar tentang akan menulisnya kembali Abah, Guru Bangsa, Dahlan Iskan. Goresan tangan beliau, secara langsung membuat saya bisa (sedikit) menulis. Saya kangen edisi lanjut dari Manufacturing Hope. Yang kabarnya bernama ‘New Hope’. (sap)





No comments