Proto Emperor Yang Buat Bahagia (Meskipun Terlambat Bahagia)-1
Kenangan manis semasa kecil dulu kembali muncul. Ketika menyaksikan
sekumpulan bocah yang sedang bermain mobil mini 4 WD, lengkap dengan lintasan
sirkuitnya, di dekat rumah saya, baru-baru ini.
“Abang juga pernah kek gitu dulu, dek. Mobil abang pun
kurasa nggak kalah kenceng dari punya kelen,” gumam saya, sembari menyaksikan deru
mesin mobil mini itu.
Memang dahulu (belum dahulu kala, karena masih hitungan puluhan
tahun), permainan mobil mini 4 WD ini memang sedang booming-boming nya. Diterima luasnya mobil mainan mini ini,
merupakan dampak dari pemutaran film kartun Jepang, ber-genre anak-anak. Saya tidak
ingat persis apa judulnya. Namun, kira-kira ini: Dash! Yonkuro.
Ketika itu masih awal tahun 1990-an. Saya masih duduk di
Sekolah Dasar (SD), kira-kira berada di kelas 3, atau kelas 4. Pada tiap minggu
pagi, saluran TV satu-satunya yang ada di rumah (karena memang hanya ada 1
stasiun TV) kami kuasai. Tujuannya hanya satu: nonton Yonkuro!
Kartun Jepang ini memang berhasil mencuri perhatian kami,
penontonnya. Bukan karena tak ada tayangan lain, tapi memang suguhan yang
ditawarkan, memberikan cerita menarik. Intrik, drama, dan alur skenario kartun karya
Saurus Tokuda ini, berhasil memainkan imajinasi anak-anak. Selain juga karena
faktor ini: Ingin memiliki mobil mini 4 WD itu.
Film kartun Yonkuro sendiri bercerita tentang perjuangan bocah
5 sekawan, dalam mengarungi turnamen mobil mini 4 WD. Dash, nama tim mereka
saat itu, terdiri dari Yonkuro, Tankuro, Shinkuro, Punkuro, dan Rinko.
Masing-masing anggota tim, memiliki nama mobil, dengan
karakter yang berbeda. Yonkuro, sebagai leader, memiliki mobil bernama Emperor,
dan disebut Dash-1. Tankuro, yang disebut Dash-2, memiliki mobil bernama
Burning Sun. Shinkuro, Dash-3, mobilnya bernama Shooting Star. Punkuro, sang
Dash-4, mobilnya dijuluki Cannon Ball. Sedang Rinko, satu-satunya Dash wanita,
memiliki mobil bernama Dancing Doll.
Kompetisi mobil mainan yang Dash ikuti tergolong kompetitif.
Lawan-lawannya tidak gampang untuk ditaklukkan. Ada yang seusia mereka, tak
jarang pula yang orang dewasa. Mungkin ini merupakan trik skenario untuk
memberikan efek dramatisasi.
Ketika balapan diselenggarakan, anak-anak Dash mengendalikan
mobil mainannya dengan stck golf. Sambil berlari, mereka mengarahakan mobilnya
untuk tak keluar jalur. Namun, seingat saya, dalam film itu, ada mobil terbaru
dengan pengendalian dari komputer. Cukup canggih untuk ukuran pada masa itu.
Mobil Emperor yang digunakan Yonkuro, merupakan prototipe
peninggalan sang ayah. Karena berlakon sebagai anak mudanya (aktor utama),
mobil Yonkuro diceritakan sangat kencang, kuat, dan memiliki daya tahan yang
luar biasa.
Dalam pertandingan, mobil Emperor ini mampu meliuk-liuk di
antara medan berat seperti lumpur, pasir, dan tanah yang bisa mengeluarkan air
dari bagian bawahnya secara tiba-tiba. Atau bahkan terbang, dan melaju di atas
bantalan rel. Namanya juga film kartun. Tapi tetap saja, saya mengaguminnya
pada waktu itu.
Meskipun begitu, suatu ketika Emperor hancur. Mobil ini
terkena sambaran halilintar ketika berlomba. Yonkuro, sang pemilik merasa
sedih. Beliau sempat vakum dari lomba, dan memperbaiki mobil berwarna putih
itu.
Namun, ya itu tadi, namanya anak muda nggak boleh kalah,
entah dari mana datangnya, saya lupa, muncul-lah mobil pengganti: Great
Emperor. Mobil yang lebih hebat, sangar, juga beringas.
Post a Comment