Berharap Sri Bilah Seperti Shinkansen
Terlalu jauh memang angan-angan saya. Tapi itu bukan mustahil. Mengingat begitu banyak perubahan yang saya dapat ketika kembali berkesempatan menumpang Sri Bilah, kereta api Medan tujuan Rantau Parapat, pada hari Sabtu (30/5) yang lalu.
Setelah 5 tahun tak berkereta api, perbedaan yang begitu
berarti sangat kental terasa. Terutama dalam hal pelayanan. Selain pada proses ticketting, perasaan lebih nyaman saya
rasakan begitu memasuki areal peron. Ruang tunggu di stasiun kereta.
Sengaja saya membeli tiket first class siang itu. Meskipun status dompet hampir emergency. Akhir bulan. Bukan maksud
untuk style up. Atau gagah-gagahan. Tapi
berita transformasi PT KAI (Kereta Api Indonesia ) tentang perbaikan layanan
yang terus menerus, menggoda saya untuk merasakan full service nya.
Kereta yang akan saya tumpangi berada pada jalur 3 waktu
itu. Ketika mendekat, tampak beberapa orang wanita muda, yang kira-kira
tugasnya seperti pramugari pada pesawat terbang, sudah stand by pada pintu-pintu masuk gerbong kereta.
Setelah melempar senyum, mereka menawarkan bantuan. Dan menunjukkan
pada gerbong mana seharusnya saya berada. Meskipun saya sendiri sudah
mengetahuinya, dari keterangan yang ada pada tiket itu.
Suasana di dalam gerbong kelas eksekutif itu memang sangat
nyaman. Kapasitas penumpangnya 52 orang. Selisih hampir 30 kursi dari kelas
bisnis, yang sekitar 80-an orang. Atau hampir setengah dari kapasitas kelas
ekonomi yang berjumlah 100-an orang. Mungkin karena low capacity ini lah udara dingin
dari semburan AC di dalam gerbong itu menjadi begitu menusuk tulang.
KA Sri Bilah berangkat tepat waktu. Sesuai jadwal. Beberapa kali
pemberitahuan dilontarkan melalui pengeras-pengeras suara, kepada penumpang
yang masih berada di luar gerbong kereta. Begitu hendak berjalan, ada sebuah
sensasi yang biasanya saya rasakan, dan kini tidak lagi: Hentakan awal.
Semasa kecil dulu, serta beberapa tahun sebelum ini, saya
masih sering merasakan hentakan awal itu, ketika kereta hendak berjalan. Hentakan
ini, sebenarnya tidak mengganggu. Namun cukup merepotkan penumpang bila sedang
berkegiatan di dalamnya. Misalnya makan, menuang air minum, mengambil barang
bawaan di atas bagasi, atau, maaf, ketika sedang pipis di kamar kecil.
Kabin dalam KA Sribilah dibuat cukup presisi. Sehingga cukup
ampuh mencegah suara berisik dari luar, masuk ke dalam gerbong kereta. Karena kedap
suara ini lah, irama yang dihasilkan antara bantalan rel dengan roda kereta
tidak sama seperti yang saya dengar dulu.
Kalau biasanya iramanya terdengar nyaring seperti ini:
jus..jus..jus..jus, jugujugujus, kini menjadi: jegejegejegejegejek. Kuat tidaknya
irama yang masuk ke dalam kabin ini juga penting. Suasana yang hening, akan membuat
penumpang merasa lebih rileks, aman, dan nyaman selama perjalanannya.
Namun sayangnya, tidak ada fasilitas hiburan di dalam gerbong
first class ini. Padahal pada
kesempatan sebelumnya, beberapa tahun lalu, sempat ada dua layar TV, yang
memutar film-film box office selama perjalanan.
Meskipun begitu, saya merasakan manfaat layanan lainnya. Penumpang diingatkan oleh kru kereta, tentang stasiun pemberhentian yang akan segera dituju. melalui pengeras suara di dalam gerbong. Dengan adanya pemberitahuan ini, penumpang tak perlu lagi clingak-clinguk, berjalan ke sana ke mari, hanya untuk bertanya seberapa jauh lagi stasiun persinggahannya.
Pengembangan trek ganda pada jalur KA, terlihat jelas begitu
kereta melewati stasiun Bandar Klippa. Hamparan tanah timbun yang sudah
dipadatkan, batuan kerikil, dan sebaris bantalan rel terlihat, hingga menjelang
stasiun Tebing Tinggi.
Saya optimis, jika inovasi pelayanan dan infrastruktur dapat
ditingkatkan, perkembangan KA akan semakin pesat. Bukan tak mungkin, Sri Bilah
akan menjadi seperti Shinkansen, kereta api super cepat dari Jepang sana. Meskipun belum bisa menyamai dari sisi
kecepatannya, mungkin dari sisi kenyamanannya.
Sri Bilah yang menghantarkan saya di stasiun Padang Halaban,
membuat saya cukup puas. Meskipun harus rela kehilangan kesempatan menyaksikan
Arsenal yang berhasil merengkuh trofi piala FA yang ke-12 pada tahun ini.
Post a Comment