Tak Merasakan Revolusi Mental, Saatnya Mempersiapkan Mental

Catat! Saya tidak sedang mengkritik. Atau bahkan melakukan penilaian atas pemerintah saat ini. Karena memang tidak ada kepentingan saya untuk itu. Saya hanya terbengong-bengong ketika membaca hasil analisis sebuah lembaga, yang memuat tentang ‘prestasi besar’ pemerintahan 
sekarang.

Data ini yang sebenarnya harus diketahui publik secara luas. Bukan sekedar berita ansor (angin surga) yang dikeluarkan oleh media tertentu sebagai corongnya.

Seperti dilansir jpnn.com, berikut torehan ‘prestasi besar’ itu:
(http://www.jpnn.com/read/2015/03/30/295239/ISIS-Ungkap-24-Prestasi-Besar-Jokowi-JK)

1. Harga BBM naik-turun-naik.
2. Harga beras naik.
3. Harga gas mahal.
4. Tarif Dasar Listrik naik terus
5. Semua kebutuhan sembako naik.
6. Tarif kereta api naik.
7. Jalan tol dikenakan pajak.
8. Tatanan hukum dan konstitusi amburadul.
9. Stabilitas politik dan partai politik acak-acakan.
10. Utang bertambah Rp 250 triliun.
11. Penerimaan pajak sampai Maret 2015 dibandingkan periode yang sama Maret 2014 turun Rp 50         triliun.
12. Lembaga penegak hukum ditarik-tarik ke ranah politik.
13. Intitusi Polisi dan KPK diobok-obok.
14. Impor beras dan gula semakin 'mantap'.
15. Elite politik konflik terus menerus tak terkendali.
16. Daya beli rakyat menurun, biaya hidup naik mengikuti kenaikan harga BBM.
17. Perputaran ekonomi mengandalkan konsumsi.
18. Ekspor turun, impor naik tajam.
19. Izin ekspor konsentrat Freeport dan Newmont diperpanjang tanpa perlu bangun smelter.
20. Ketua umum partai politik memonopoli angkutan minyak (mafia migas baru).
21. Dunia usaha kesulitan memproyeksi biaya produksi.
22. Relawan tanpa pamrih dapat pamrih, semua jadi direksi dan komisaris BUMN.
23. Rupiah terjun bebas dari Rp 10.000 di akhir Juli 2014 ketika Jokowi-JK ditetapkan sebagai                 pemenang Pilpres dan sekarang Rp 13.300 lebih per USD.
24. Yang penting rajin blusukan gak kerja 'yah ora opo-opo'.

Atas’prestasi besar’ itu, sudahkah anda merasakan revolusi mental? Untuk mengantisipasi kekalutan atas kondisi-kondisi itu, saya sih lebih memilih untuk mempersiapkan mental.



No comments