“Aduh, Udah, dan Mamak”
Kondisi Dodi sedikit lebih baik hari ini. Adik saya itu
sudah mulai sadar, sudah bisa duduk, meskipun masih lebih banyak berbaring. Dan
yang terpenting, sudah mau makan dan minum.
Sudah dua hari ini Dodi belum juga mau makan. Maka ketika
ada kesempatan, misalnya ketika Dodi membuka matanya, mamak memberikan Dodi
minum, dengan sendok. Ternyata Dodi mau. Dia mau minum, meskipun sedikit.
Pun begitu ketika disuapi roti keju, yang dibelinya sendiri
ketika hendak HD rutin. Melihat Dodi yang lancar mengunyah, mamak berinisiatif
untuk memberikan bubur. Alhamdulillah, dua sendok lebih masuk ke mulutnya. Dan
baru berhenti ketika Dodi bilang: “Udah.”
Karena sudah mau makan hari ini, mamak sedikit lega. Sebab,
dokter sudah menganjurkan untuk dipasang selang makanan. Ini yang membuat mamak
sempat khawatir.
Kalau beberapa saat setelah masuk IGD kemaren Dodi hanya
bisa menyebut: “Mamak”, hari ini ada dua kata baru yang muncul dari mulutnya. Namun
sedikit cadel. Apalagi dengan suaranya yang ngebass dan sedikit serak.
Meskipun begitu, Dodi belum bisa diajak berkomunikasi. Kesadarannya
belum pulih 100%. Dodi baru bisa merespon panggilan-panggilan, menoleh, namun
tidak bisa berkomunikasi.
“Aduh,” teriak Dodi
ketika tangannya diberikan rangsangan oleh dokter spesialis bedah syaraf. Refleksnya
ada. Termasuk bagus. Karena menarik tangannya ketika diberikan rangsangan itu.
Dokter syaraf itu ingin melihat reaksi Dodi. Menurutnya,
seandainya respon Dodi tidak sebagus itu, ada kemungkinan dilakukan bedah
syaraf. Istilah yang selama ini sering saya dengar di sinetron-sinetron. Tapi,
mudah-mudahan saja tidak.
Kami akan terus mendoakan kesembuhanmu Dod.
Post a Comment