Seribu Kenangan di Plaza Tua
Kenangan pada tahun 2000-an langsung terbayang ketika
mendengar kabar: Medan Plaza Centre terbakar pada Sabtu (22/8/2015) dinihari.
Terkejut mendengarnya. Tapi tidak terkejut-terkejut amat. Rasa
terkejutnya kira-kira sama dengan terkejut memikirkan antisipasi pengelolannya:
“Mengapa bisa kecolongan seperti itu?” Padahal ini bukan kali pertama Medan
Plaza terbakar. Sebelumnya plaza yang dibangun tahun 1980-an itu pernah
terbakar pada tahun 1999 dan 2014. Namun tidak sampai membesar, dan bisa
diantisipasi.
Sebagai warga Medan, saya sangat kehilangan Medan Plaza. Meskipun
kalah mewah dari pusat perbelanjaan baru, Medan Plaza punya kharisma
tersendiri. Lokasinya strategis. Sangat bahkan. Areal parkirnya luas. Mudah dijangkau
dari beragam pelosok kota Medan, karena banyak angkutan kota yang melintas di
depannya.
Plaza tua itu memang sempat menjadi hegemoni pusat
pebelanjaan di Kota Medan. Dan satu-satunya plaza yang menggunakan nama kotanya
sendiri: Medan. Sebelum akhirnya diimbangi oleh Medan Mal.
Saya sendiri mempunyai banyak kenangan di sana. Apalagi ketika
ingin nonton film. Bioskopnya terbilang mewah. Harga tiketnya pun murah, pada
hari-hari tertentu. Dengan kocek lima belas ribu, tayangan film box office bisa dinikmati dengan
fasilitas premium twenty one.
Sehingga dahulu, ketika Taman Ria dan Pekan Raya Sumatera
Utara (yang kini telah menjadi lokasi Carrefour) masih ada, Medan Plaza menjadi
satu paket tujuan wisata di akhir pekan.
Namun kini, sepertinya semuanya hanya menjadi kenangan. Medan
Plaza hangus. Dan warga Medan kembali kehilangan tempat tongkrongan favoritnya.
Post a Comment