(Akhirnya) Menjadi Guru

Hingga awal tahun 2008, saya masih belum terpanggil untuk mendidik, mengajar, dan menjadi guru. Padahal, sudah 2 tahun saya lulus. Dari universitas pencetak guru-guru handal.


Bukan karena uang. Karena pada tahun itu kesejahteraan guru baru saja diperbaiki. Meningkat tajam. Pemerintah mulai menggulirkan program Sertifikasi Guru. Plus menyalurkan tunjangannya. Bukan pula ada hal lain. Takut menjadi ‘Oemar Bakri’ misalnya. Sosok guru panutan yang digambarkan dalam lagu bang Iwan Fals.

Cuma saja, ketika itu saya masih merasa nyaman. Menikmati karir. Bekerja sebagai seorang profesional di perusahaan multinasional: PT Astra International.

Sejak duduk di bangku kuliah, profesi Guru memang bukan tujuan utama saya. Beberapa teman lain juga begitu. “Toh kalaupun akhirnya menjadi guru, karena sudah kadung tercebur”, mungkin seperti itu yang ada di benak kami.

Kadang saya membayangkan, butuh pengabdian yang kuat untuk menjadi seorang guru. Mengajar full pagi siang, dengan jumlah jam yang sangat padat, hanya berhonor kurang dari sepertiga gaji saya ketika di Astra. Atau kurang lebih setengah dari buruh pabrik. Padahal untuk menjadi guru tidak mudah. Tidak bisa sembarang orang. Harus yang benar-benar terpilih: tipikal, soul, dan siap mengabdi.

Perubahan terjadi ketika saya dirayu oleh seorang teman. Namanya Endi Ifrizal Sihombing. Ketika itu, beliau sudah berstatus sebagai guru PNS di Kabupaten Deli Serdang.

Bidang pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan, keluasan mengeluarkan ide dan gagasan, serta pengembangan diri yang tak terbatas, membuat pendirian saya goyah. Termasuk tawaran kelonggaran waktu, hal yang tak saya dapat di Astra.

Maka syukurlah, ketika akhirnya saya menjadi guru. Terpiih sebagai salah seorang Abdi Negara. Dipercaya mendidik, mengajar, dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Melalui ‘profesi baru’ ini pula saya bisa mengembangkan diri.
Seperti yang dijanjikan Endi sebelumnya. Mengenal Abah Dahlan Iskan, membaca tulisannya, dan membuat saya ingin terus berkarya.

Seperti yang disampaikan Menteri Anies Baswedan dalam simposium guru:  “Guru mulia karena karya.”

Selamat Hari Guru. Buat seluruh guru-guru yang berjasa membuat kami seperti ini. Juga buat teman seprofesi di seantero negeri.

No comments