Aksi Petugas PLN di Depan Foto Mantan Dirut PLN
Begitu tiba di rumah, istri saya mendekat. Lantas membahas
tentang kejadian yang baru saja dialaminya, siang tadi. Dengan logat Medan yang
kental, diberondongnya saya dengan cerita-ceritanya itu.
“Tadi ada orang PLN yang datang pa. Dua orang,” kata istri
saya.
Lalu saya jawab enteng: “Teroos?”
“Ya diperiksanya rumah kita. Dicek listriknya. Kabel-kabelnya.
Wayar-wayarnya. Ikh...teliti kaliii...,” kata bidadari saya itu. Bersemangat,
namun sedikit bingung.
“Entah apa maksud orang itu. Nggak semua rumah di sini yang
diperiksa nya. Cuma rumah kita sama rumah wak Ros (tetangga yang rumahnya
terletak di ujung gang) aja,” katanya lagi.
Karena sudah tau pointnya, saya tanggapi pengaduan istri
saya itu.
“Mungkin lagi ngerazia orang tu. Wajarlah. Biarin aja,”
jawab saya.
Pemeriksaan instalasi listrik yang ada di rumah tangga,
memang gencar dilakukan petugas PLN. Mereka memburu kemungkinan adanya pencurian
listrik. Termasuk yang dilakukan di rumah saya.
Karena berada di bawah salah satu tower jaringan, rumah saya
memang dicurigai petugas PLN. Apalagi dengan konsumsi beban yang terlihat
mencolok dari luar, seperti penggunaan pendingin udara, yang menurut mereka,
menimbulkan kecurigaan. Ditambah lagi dengan penggunaan daya yang hanya 900
KVA. Makanya saya tak heran dengan pemeriksaan itu.
Petugas PLN itu, kata istri saya, memang sangat teliti. Kabel
transmisi daya dari tower, diperiksa. Kemudian fungsi meteran pencatat. Karenanya,
ketika melihat fungsi meteran itu, beban yang ada di rumah, diminta untuk
dihidupkan. Full. Apakah ada indikasi ‘diakali’ atau tidak.
Setelahnya, kata istri saya lagi, petugas itu mengecek panel
kabel yang ada di bagian dalam. Untuk mengecek jalur-jalur illegal.
Pada panel bagian dalam itulah, terpampang bingkai foto saya
bersama mantan Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan. Letaknya persis di sebelah bingkai
foto itu.
“Pas mau nengok (panel)
itu, orang tu (petugas PLN)tekejot.”
“Ikh, foto pak Dahlan ni ya,” kata orang PLN itu.
Menyampaikan ini, pandangan mata langsung saya buang ke
wajah istri saya. Sembari nyengir saya bertanya: “Hah, teros, apa kata orang
tu?”
“Ya nggak adak. Nggak gitu lama, dibilang anggota yang
ngecek itu ke bos nya yang nunggu di luar: “Mulus Pak!”
Saya manggut. Lantas memastikan satu hal ke istri saya.
“Mulusnya memang karena kita ‘bersih’ kan ma, bukan karena
orang tu nengok foto tadi.”
“Ya mungkin la pa. Orang kita jugak gadak macem-macem kok”
Syukurlah.....
Post a Comment