Kiprah Anak Bangsa di Posisi Penting Kampus Ternama Dunia



Kami kaget ketika melakukan observasi ke Engineering Department, di Auckland University of Technology (AUT), New Zealand.
Karena ternyata, di balik kecanggihan alat praktik yang berharga jutaan dollar. Serta manajemen yang rapi dan sistematis, ada peran anak bangsa di dalamnya.

Ya. Beliau adalah Associate Professor Tim Pasang. Orang Indonesia tulen. Yang menjadi Head Of Department Mechanical Engineering, AUT.

Pak Tim bukan orang sembarangan. Beliau merupakan 'alumnus' PT IPTN (sekarang PT DI), yang kelihatannya lebih memilih menjadi seorang akademisi.

Ahli metalurgi itu pula yang tiba-tiba datang menghampiri kami, ketika sedang melihat proses kerja mesin printing 3 dimensi.

Sudah 5 tahun pak Tim menduduki posisinya. Setelah sempat malang melintang di berbagai kampus ternama dunia, seperti Singapura.

Pakar material yang menyelesaikan gelar doktornya di Melbourne itu begitu antusias melihat kedatangan kami.

Beliau terus saja memberikan informasi penting. Memperkenalkan stafnya. Serta sesekali menanyakan perkembangan pendidikan di tanah air.

Sayangnya, saya lupa menanyakan satu hal. Masihkah dia berpaspor Indonesia?

Kami kaget ketika melakukan observasi ke Engineering Department, di Auckland University of Technology (AUT), New Zealand.

Karena ternyata, di balik kecanggihan alat praktik yang berharga jutaan dollar. Serta manajemen yang rapi dan sistematis, ada peran anak bangsa di dalamnya.

Ya. Beliau adalah Associate Professor Tim Pasang. Orang Indonesia tulen. Yang menjadi Head Of Department Mechanical Engineering, AUT.

Pak Tim bukan orang sembarangan. Beliau merupakan 'alumnus' PT IPTN (sekarang PT DI), yang kelihatannya lebih memilih menjadi seorang akademisi.

Ahli metalurgi itu pula yang tiba-tiba datang menghampiri kami, ketika sedang melihat proses kerja mesin printing 3 dimensi.

Sudah 5 tahun pak Tim menduduki posisinya. Setelah sempat malang melintang di berbagai kampus ternama dunia, seperti Singapura.

Pakar material yang menyelesaikan gelar doktornya di Melbourne itu begitu antusias melihat kedatangan kami.

Beliau terus saja memberikan informasi penting. Memperkenalkan stafnya. Serta sesekali menanyakan perkembangan pendidikan di tanah air.

Sayangnya, saya lupa menanyakan satu hal. Masihkah dia berpaspor Indonesia?

No comments