Jadi Master Gara-gara 'Motivasi' Guru.

Selama dua hari, kami dibimbing oleh seorang Instruktur berpredikat master. Beliau masih muda. Energik. Dan kenyang pengalaman.
Namanya Wagino. Berasal dari Jawa. Namun menghabiskan masa kecil di bumi Parahiyangan.
Sebelum menjadi Lektur pada Prodi Teknik Otomotif di Universitas Negeri Padang (UNP), beliau merupakan teknisi dan Instruktur pada sebuah perusahaan alat berat.
Menimba pengalaman di sana. Hingga akhirnya diterima sebagai dosen di UNP.
Pada sebuah kesempatan, pak Wagino menuturkan tentang satu pengalaman yang amat sangat diingatnya. Pengalaman ini yang melecutkan semangat belajarnya, hingga akhirnya bangkit, dan menjadi siswa berprestasi.
"Ketika baru masuk beberapa hari ke sekolah, saya ditugaskan untuk mengikuti cerdas cermat. Karena tanpa persiapan setelah tiba dari Garut, saya kalah," kata pak Wagino, dengan logat Minang yang kental.
"Ternyata, hasil itu membuat guru saya marah. Sambil mendekat, beliau menyebut saya 'Belet (bahasa Sunda-arti:bodoh). Dan, ditambah dengan Tuk (arti: Dekil).
Pak Wagino, kemudian menuturkan, bahwa ucapan itu begitu membekas. Hingga saat ini. Bahkan beliau mengaku masih terngiang-ngiang dengan ucapan itu.
Namun, beliau menganggap itu sebagai 'motivasi'.
"Buktinya, setelah itu saya belajar keras. Dan selalu menjadi juara umum. Bahkan anak sang guru bisa saya kalahkan, " terangnya.
Kini, beliau dikenal sebagai dosen yang aktif di UNP. Buku karyanya, bahkan telah digunakan oleh siswa SMK di seluruh Indonesia.
Post a Comment