Ketemu Konco Lawas Pencetus: "One Talent Multi Skills"



Saya ketemu dengan teman lama, ketika sedang larut memandangi indahnya Danau Toba. Namanya Eko Sonatha.
Model dan semangatnya masih sama. Saat itu, kepada saya dia menjelaskan tentang prinsipnya: "One talent multi skills".
Menurutnya, manusia cukup memiliki satu bakat saja. Apa itu? KEMAUAN.
Mau apa? Bekerja.
Bekerja apa? Apa saja, yang penting mau belajar dan siap mengikuti perkembangan zaman.
Ketika kami berjumpa, Eko sedang menangani, dan sibuk mengerjakan proyek kamera CCTV pada ratusan titik, di hotel yang bertarif Rp 2,5 juta per malam. Lengkap dengan monitor pengawas.
Saya heran. Dari mana dia memiliki kemampuan instalasi itu. Padahal, basicnya merupakan tamatan SMA. Entah IPA atau IPS.
Setahu saya, profesi ini merupakan yang kesekian kali yang dia tekuni. Sebelumnya, Eko pernah bekerja di bagian permesinan pada pabrik keramik.
Pernah juga menjadi pendekor taman dan pelaminan pesta kawinan atau sunatan. Dan entah apa lagi setelah itu.
Memang sudah lama kami tak bertemu. Terakhir, sekira awal tahun 2000-an. Sudah sangat lama.
Ketika itu saya baru saja masuk kuliah. Sedangkan Eko, baru saja bekerja, pada salah satu pusat perbelanjaan di Medan, yang kini sudah hangus terbakar.
Waktu itu dia 'menjerumuskan' saya menjadi seorang marketing eceran.
Dengan dalih mencari uang jajan, Eko menganjurkan saya untuk berjualan. Berdasarkan kisah sukses para pekerja part time, yang menyambi kuliah dengan mengecer produk Consumer Goods, merk yang paling terkenal se-Indonesia.
Maka, bermodal cincin dan giwang emas milik adik saya yang masih kecil, usaha itu jalan. Dan berhenti seperti lampu merah di persimpangan. Go. And Stop. Alasannya, malu. Saya belum punya cukup mental petarung.
Eko belum tahu kalau saya stop pada waktu itu. Sebelum saya menceritakannya beberapa tahun kemudian.

No comments