Pengalaman Salat Jumat di Negara yang 40% Penduduknya Atheis



Ketika akan berangkat, beberapa narasumber sempat memberitahukan bahwa New Zealand merupakan negara yang sangat Islami.
Meskipun penduduknya mayoritas Kristen. Dan 40 % lainnya tak memiliki agama. Atau atheis.
Sementara penduduk yang memeluk Islam dan agama lainnya, hanya berjumlah 2-5%. Tentu saja, saya penasaran.
Dan rasa penasaran itu terjawab ketika melihat pola hidup bersih yang mereka terapkan. Di manapun. Termasuk atas sikap toleransi terhadap pemeluk agama lain.
Sebagai seorang Muslim, saya sempat bertanya-tanya tentang ini: Bagaimana dengan ibadah Salat Jumat? Adakah Masjid di sana?
Pertanyaan itu akhirnya segera terjawab. Ibadah Salat Jumat dilaksanakan, di Masjid. Yang masih berada dalam lingkungan kampus, tempat kami menimba ilmu.
Masjid itu berada di dalam ruangan khusus, yang disetting sedemikian rupa.
Meskipun tidak ada kubah dan pengeras suara pada bagian luar, namun masjid ini mampu menampung antara 150-300 jamaah.
Setidaknya ada lebih dari 15000 umat muslim yang saat ini bermukim di Auckland. Itu data yang saya dapat.
Saya tidak tahu persis berapa jumlah masjid yang berada di Auckland.
Yang jelas, sebuah masjid yang berada di kampus Auckland University of Technology (AUT) tak dapat menampung seluruh jamaah yang ingin melaksanakan Salat Jumat.
Untuk itu Salat Jumatnya dibagi atas 3 tahap.
Pada jadwal, tiap tahap berlangsung selama 30 menit. Namun pada pelaksanaannya, lebih.
Jamaah membludak ketika masuk pada tahap kedua. Mereka sudah antri membentuk barisan, beberapa menit sebelum tahap pertama usai.
Para jamaah ini berasal dari beberapa negara. Ada yang berasal dari negara Asia Barat, seperti Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab.
Juga ada yang berasal dari negara Asia Selatan seperti India, Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan.
Mereka dipandu oleh tim relawan yang berasal dari mahasiswa setempat. Salah satu di antaranya berasal dari Malaysia.
Tugas pemandu memberi tahu kami jika Salat Jumat tengah berlangsung. Dan menginstruksikan untuk segera membentuk antrian.
Dia terlihat begitu senang dengan kedatangan kami.
Ada kebiasaan unik ketika Salat Jumat berlangsung. Sesaat sebelum azan pertama dimulai, para marbot membagikan gelas kaca kecil yang bening. 
Sementara teman di belakangnya menuangkan air jahe hangat, yang diletakkan dalam teko logam bercorak kuning.

No comments