Datuk Kota Bangun
Inilah bangunan
bersejarah itu. Makam Datuk Kota Bangun. Ulama terkenal yang sangat disegani
pada masanya. Yang membuat Guru Patimpus turun gunung. Dari dataran tinggi di
Tanah Karo.
Riwayat kemudian menceritakan,
kalau Guru Patimpus Sembiring Pelawi menikah dengan seorang putri dari pulau
Brayan. Keturunan anak panglima Deli, yang bermarga Tarigan.
Lalu sekitar tahun 1590 M, ia
membuka hutan dan mendirikan kampung. Letaknya pada pertemuan dua anak sungai:
Deli dan Babura.
Kampung ini yang kemudian dikenal
dengan nama: Medan.
Tak banyak literasi yang menuliskan
tentang Datuk Kota Bangun. Namun beberapa sumber menceritakan bahwa beliau
merupakan seorang ulama besar. Memiliki kesaktian. Dan sangat
disegani.
Nama besar ini lah yang membuat Guru Patimpus turun
gunung. Ia lalu menuruni lembah-lembah yang
penuh mistis. Hutan dan belukar yang dipenuhi binatang buas. Lalu menelusuri
aliran Lau Petani, menuju ke satu bandar di hilir sungai Deli.
Datuk Kota Bangun memang bermukim di hilir Sungai Deli.
Dahulu namanya Lau Patani Deli.
“Hamba Guru Patimpus dari Aji Jahe. Sengaja datang dari jauh ingin berkenalan dengan Anda yang namanya amat kesohor. Saya sudah lama mendengar nama besar Datuk Kota Bangun. Orang-orang mengatakan, Tuan mengajarkan agama Islam,” kata Guru Patimpus sebagaimana dinukil dari situs pemkomedan.go.id.
“Benar
sekali. Saya mengajarkan kepercayaan tentang keesaan tuhan, di mana manusia,
hewan, tumbuhan dan jagad raya ini diciptakan Allah yang Maha Esa. Ajaran ini
sudah ribuan tahun disampaikan para nabi dan terakhir disempurnakan oleh
Rasulullah Muhammad SAW,” jawab Datuk Kota Bangun.
Diskusi
pun kian berkembang dan menajam. Hingga akhirnya Guru Patimpus menundukkan
kepala lalu mencium tangan Datuk Kota Bangun.
Guru Patimpus kemudian dikenal sebagai pendiri Kota Medan. Patungnya berdiri kokoh dekat dengan balai kota. Dia dimakamkan di DesaKota Datar, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deliserdang.
Sedangkan Datuk Kota Bangun dimakamkan pada satu kelurahan di Kecamatan Medan Deli. Nama kelurahan itu diambil dari namanya: Kota Bangun.
Lokasi makamnya berada pada jalur hijau di tepian sungai. Dekat dengan jembatan gantung Kota Bangun. Dan berjarak hanya 2 kilometer dari rumah saya.
Makam itu telah lama dipugar. Pada bagian dalamnya ditulis nama lengkap Datuk Kota Bangun yaitu: Syaikh Syaid Muhammad Ibnu Attahir Al Jufri.
Sumber
Post a Comment