Minimarket Brayan
Inilah market
yang pernah jaya pada eranya. Khalayak menyebutnya Minimarket Brayan. Yang para
pelanggannya begitu loyal. Sehingga membuatnya bertahan dari turbulensi bisnis
market swalayan kala itu.
Terutama ketika
muncul market yang lebih mewah dan megah. Yang jaraknya hanya selemparan batu anak
balita: Macan Yaohan.
Minimarket
Brayan memang raja market pada awal tahun 1990-an. Lokasinya ada di ‘pintu
masuk’ Medan Utara.
Letaknya berdiri
berada pada kawasan yang sangat seksi.
Yaitu persis di
pertigaan menuju jalan Pertempuran. Dan poros utama jalan KL Yos Sudarso. Yang
menghubungkan pusat kota Medan menuju kota penyangga, Belawan.
Baca Juga:
Pada masa
keemasannya, Minimarket menjadi pendamping sempurna bagi 3 bioskop legendaris
di Pulu Brayan ini. Yaitu bioskop Brayan Teater, Mitra 21, dan Dewi Teater.
Meskipun
lokasinya berdekatan, namun ketiga bioskop ini mampu eksis. Karena tampil
dengan ciri khasnya masing-masing.
Bioskop yang satu hobinya menayangkan
film barat romantis. Yang satunya lagi film kungfu dan silat kerajaan.
Kemudian satunya lagi, lebih
memilih menayangkan film Indonesia bergenre komedi atau horor. Yang sesekali
diselingi adegan seperti itu.
Meskipun belum ada
jaringan dan hanya memiliki satu cabang, Minimarket Brayan berani tampil beda
kala itu. Yakni dengan mengusung konsep ‘Istana Kado.’
Mungkin meniru
Gelora Plaza dengan Istana Pramukanya.
Baca Juga:
Lantai satu
Minimarket Brayan diisi dengan produk yang biasa dipajang market lain. Bagian belakangnya
dipenuhi produk-produk kecantikan.
Produk-produk
asesoris yang mengusung konsep Istana Kadonya, ada di lantai dua.
Produk cake dan
aneka roti ada di sisi kiri depan Minimarket Brayan. Di sisi kanannya digunakan
untuk menggelar aneka koran dan tabloid.
Saya menjadi
pelanggan tetap di gerai itu. Selalu mampir tiap hari Selasa dan Jumat. Datangnya
agak malam. Sekalian cuci mata. Siapa tahu ada yang nyangkut.
Dengan kondisi
pengunjung yang ramai, Minimarket Brayan membutuhkan banyak karyawan.
Maka terbukalah
lapangan kerja. Kerabat saya banyak yang ikut bekerja. Demikian pula tetangga
yang berada pada satu lingkungan.
Minimarket Brayan
termasuk ‘perusahaan’ yang tahan badai. Eksistensinya tak terganggu mesti
jaringan market baru bermunculan. Misalnya Maju Bersama.
Malah market
besar yang menjadi kompetitornya, yang posisinya agak bertetanggaan tadi, kalah
lebih dahulu. Mereka menutup cabang, yang dahulunya merupakan bekas lokasi
bioskop Dewi Teater itu.
Mungkin kehadiran
jaringan market seperti Indomaret dan Alfamart yang melemahkan Minimarket
Brayan. Yang membuat pelanggan loyalnya yang rata-rata berdomisili di kawasan
Medan Barat, Medan Deli, dan Marelan tak lagi membelanjakan kebutuhannya di
situ.
Meskipun akhirnya
berganti konsep menjadi MM Mart, namun nafas Minimarket Brayan makin melemah.
Dan detak
jantungnya pun akhirnya berhenti.
Oleh: Suryaman A
Post a Comment