Protes Pintu Tol Beraroma Amerika


Salah satu gerbang jalan tol Medan-Binjai diprotes. Melalui spanduk. Dipasang pada dinding bagian luar sebuah ruko yang tidak ikut tergusur. Di seberang jalan pintu keluar gerbang tol itu.


Isi protesnya ini: Mengapa nama gerbang tol itu Marelan. Padahal berdiri pada sebuah desa. Bernama Manunggal. Kecamatannya Labuhan Deli. Yang wilayahnya masih berada pada Kabupaten Deliserdang.

Marelan sendiri merupakan nama sebuah kecamatan di bagian utara kota Medan. Terdengar mirip dengan sebuah negara bagian di Amerika: Maryland. Yang salah satu kelurahan terdekatnya, berjarak sekira 4 kilometer dari gerbang tol itu.

Kecamatan Medan Marelan memang berkembang pesat. Bersama kawasan Medan Johor, Delitua, dan Medan Tembung, Marelan menjadi destinasi hunian baru. Menjadi area migrasi. Tempat ribuan warga Medan bermukim dan mencari ketenangan.

Dalam lima tahun. Penduduk Marelan bertambah. Dari 140 ribu jiwa, menjadi 167 ribu lebih. Akibatnya, pengembang kebanjiran proyek. Tiap perumahan yang dibangun laris manis. Pedagang musiman tumbuh di mana-mana. Pasar malam yang digelar selalu ramai. Ekonomi tumbuh.

Investor mencium itu. Dua plaza dibangun. Yang satu rata-rata air. Sementara satunya lagi berkembang pesat.

Saking melubernya pengunjung, area kolam renang yang sudah dibangun dengan amat bagus, dirubuhkan. Untuk dijadikan tempat parkir. Berbayar. Dari yang sebelumnya gratis.

Akibatnya, Marelan naik daun. Padahal dulu hanya dianggap sebagai tempat jin buang anak.

Bisa jadi karena itu pintu tol ini diberi nama Gerbang Marelan. Karena dianggap menjual. Sehingga pengelola tol tak perlu bekerja keras untuk mendongkrak kunjungan. Yang di daerah lain relatif masih sepi itu.

Ibarat lembu punya susu, malah sapi yang punya nama. Mungkin itu yang membuat pemrotes resah. Kita tunggu saja. Akan berakhir seperti apa protes ini.
Andai diperbolehkan. Saya lebih memrotes penutupan kembali gerbang tol itu. Padahal menjadi rute alternatif bagi truk-truk yang akan melintas ke Belawan. Padahal efektif mengurai kemacetan.

Dan padahal. Marelan sudah berkorban satu kelurahannya dijadikan Tempat Pembuangan Akhir Sampah.

No comments