Tiga Kali Pukul 14.00



Saya menjalani tiga kali pukul 14.00 pada hari Jumat, 10 Juli tahun 2020 yang lalu.
Pukul 14.00 yang pertama, ketika mengikuti diklat daring yang diadakan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Medan.

Kebetulan sudah masuk pertemuan kedua. Tentang sistem pengisian. Sub materinya membahas tentang teknologi pada baterai. Yang menarik. Diskusinya pun makin hidup.
Pukul 14.00 yang kedua saat menghadiri kuliah online. Lekturnya seorang professor. Wanita. Membahasan tentang manajemen.
Pertemuan pekan ini pula yang saya anggap terbaik. Sepanjang sesi dipenuhi dengan debat akademik. Utamanya tentang manajemen kurikulum di sekolah.
Pekan ini memang giliran rekan sesama mahasiswa yang menjadi pemateri. Ada dua orang. Yang satu adalah kepala sekolah. Satunya lagi staf di kementerian pendidikan.
Sebelumnya saya menebak. Pertemuan ini akan berbobot. Akan banyak interupsi dan silang pendapat di sana-sini.
Ternyata benar saja. Forum maya itu seakan terbakar. Oleh semangat akademis yang menyala-nyala. Apalagi ketika mengetahui, sang professor mencuci pemateri melalui ilmu-ilmunya.
Sayangnya, konsentrasi saya buyar. Terbagi atas dua kegiatan lain. Menikmati debat itu pun cuma sebentar. Melalui headset pada gawai, ketika rehat.
Pukul 14.00 ketiga saya lalui dengan kegiatan nyata. Ketika berbagi ilmu tentang cara untuk mengisi konten materi pembelajaran berbasis situs. Dengan rekan ke sesama guru.
Materi pembelajaran ini yang akan digunakan ketika belajar daring. Menyusul kebijakan pihak berwenang terkait pola pembelajaran saat tahun ajaran baru.
Berbicara belajar daring, saya jadi teringat penjelasan seorang professor UNY. Ketika itu, beliau membagi perilaku belajar daring atas empat kuadran.
Yang pertama, guru mengajar, dan siswanya belajar. Yang kedua, guru mengajar, siswanya tidak belajar. Yang ketiga, gurunya tidak mengajar, siswanya belajar. Dan yang keempat, gurunya tidak mengajar, dan siswanya juga tidak belajar.
Dalam penjelasannya, kuadran itu terbentuk setelah melihat pola perilaku guru dan siswa dalam pembelajaran daring. Beliau juga menyebut contoh kasusnya. Penyebabnya. Yang anda sendiri bisa menafsirkannya.
Ketiga kegiatan ini, memang tak kuasa untuk ditolak. Ketiganya penting. Tapi terjadi pada saat yang bersamaan pula.
Maka untuk mengakalinya, saya menggunakan dua gadget. Akun zoom pada android yang menghadiri kuliah online. Akun zoom pada laptop yang menghadiri diklat daring.
Sedangkan diri nyata saya yang menghadiri forum untuk sesama rekan guru itu. Alhamdulillah semuanya selesai. Semuanya sehat.
Termasuk paket datanya.




No comments