Westerling, Penjahat Perang Belanda Kelahiran Turki yang Pernah Bertugas di Medan

Foto: Tirto.id


Tokoh biadab ini bernama lengkap Raymond Pierre Paul Westerling. Seorang perwira militer Belanda, yang namanya meroket karena membantai puluhan ribu rakyat Indonesia.

Aksi Westerling yang lahir di Istanbul memang bikin merinding. Bersama pasukan khusus Belanda, puluhan ribu rakyat sipil di Sulawesi Selatan dibunuh. Peristiwa ini terjadi pada bulan Desember1946-Februari 1947.

Hingga kini belum diketahui angka pasti yang menjadi korban pembantaiannya. 

Namun pada tahun 1947 Indonesia menyampaikan kepada PBB, korban pembantaian Westerling mencapai 40.000 jiwa. Sedangkan versi Pemeriksaan Pemerintah Belanda tahun 1969 memperkirakan sekitar 3.000 korban. 

Westerling sendiri mengatakan, bahwa korban akibat aksi yang dilakukan oleh pasukannya "hanya" 600 orang. Westerling bahkan lolos dari hukuman kejahatan perang di Belanda.

Namun rupanya, sebelum melakukan pembantaian di Sulawesi Selatan, Westerling ini sempat ditugaskan di Kota Medan.

Cerita tentang Westerling di Medan tercatat dalam "Medan Area Mengisi Proklamasi" sebagaimana dikutip dari historia.id pada artikel "Aksi Sadis Westerling di Medan".

Diceritakan bahwa pada 14 September 1945 tentara Sekutu mengerahkan pasukan penerjun ke Kota Medan yang dipimpin Westerling. Bersama pasukan Belanda yang ada di Medan, mereka berupaya menegakan kembali kekuasaan Belanda di wilayah Sumatra Timur yang kaya hasil perkebunan.

Di Medan, Westerling menjadi kepala dinas intelijen Belanda. Markasnya di Hotel de Boer (Dharma Deli). Dia memegang jaringan intelijen untuk setengah pulau Sumatra. Dalam aksinya Westerling sering bertindak bengis.

Kekejamannya Westerling diceritakan pada kutipan berikut:

" Seorang opsir Inggris pernah menulis tentang kekejaman Westerling yang di luar nalar. Ketika sedang asyik minum kopi di pemondokannya, Westerling memperlihatkan kepala seorang Indonesia dari dalam keranjang sampah. Dengan santai Westerling menceritakan kepala itu milik seorang "ekstrimis" Indonesia yang berhasil dibuntutinya.

Westerling memburunya dengan menyamar sebagai rakyat biasa. Dengan mengenakan topeng, dia menyusup ke rumah orang Indonesia yang dianggapnya sebagai pengacau tersebut. Di sudut kamar, Westerling bersembunyi dan menunggui buronannya tadi pulang. Setibanya masuk ke kamar, si pemilik rumah membeku ketakutan. 

Westerling meringkusnya dan menyampaikan bahwa malam itu adalah hari terakhirnya di dunia. Sebelum dieksekusi, Westerling sempat memberi makan dan mengurungnya di kamar mandi.

“Jam empat pagi aku masuk ke kamar mandi dan menyuruh pengacau itu berpusing. Sekali penggal dengan pedangku aku memisahkan kepala dari badannya,” kata Westerling kepada si opsir Inggris yang menuliskannya dalam surat kabar Singapura.

Aksi berangasan Westerling lainnya dituturkan oleh Herman (nama belakang disamarkan), mantan anak buah Westerling. Kepada Maarten Hidskes, editor televisi Belanda, Herman menceritakan:

“Tentang orang ini (Westerling) saya mendengar bahwa dialah yang telah memenggal kepala seseorang dan menaruh kepala ini di trotoar masjid Sultan Deli,” tutur Herman.

Anak buah Westerling juga tidak kurang brutalnya. Pada suatu hari dibawalah masuk seorang Cina yang dituduh memetakan pertahanan kamp tentara Inggris. Selama tiga hari orang Cina itu berkali-kali dibuat stres dan dihajar dengan keras, antara lain dengan tendangan di bawah lambungnya. Dokter mendiagnosis si cina malang itu dengan sejumlah luka parah.

“Letnan Westerling bertanggung jawab atas pelaksanaan interogasi laki-laki cina itu dan menugaskan pelaksanaan itu ke orang-orang Inggris bawahannya,” ujar Herman. Orang-orang Inggris yang melakukan interogasi itu akhirnya dikenakan tahanan rumah. Sementara itu, Westerling dilarang memakai seragam tentara Inggris."

Westerling dipindahkan ke satuan pasukan komando pada 23 Juli 1946. Pemindahan itu mengakhiri sepak terjangnya di Medan.

(sumber)



No comments