Rencana Maulana
“Saya ingin menghabiskan banyak waktu untuk ibadah pak,” katanya suatu pagi. Saat berkunjung ke ruangan saya. Ketika mendapat jatah libur dari pesantren tempatnya mondok.
Dialah Maulana
Al Fauzi. Alumni yang termasuk siswa paket komplit.
Sikap dan
perilakunya terpuji. Otaknya encer. Pengetahuannya untuk semua mata pelajaran juga
bagus.
Tapi bukan cuma
itu.
Maulana
bahkan menjadi siswa andalan saya untuk mengikuti kompetisi di tingkat kotamadya
atau regional. Itu karena dia memiliki keterampilan teknik yang mumpuni.
Keterampilan
itu, selain di dapat dari bangku sekolah, juga diperoleh dari hasil magangnya
selama satu tahun di bengkel resmi. Dan bekerja paruh waktu sepulang sekolah
pada bengkel yang dekat dengan kediamannya.
Itu makanya
sebelum dihantam badai Corona, Maulana menjadi siswa pertama yang ingin saya
ketahui rencana masa depannya.
Memang jawaban
yang saya dengar agak mengagetkan. Karena tidak seperti kebanyakan siswa lain
yang akan menamatkan sekolah. Yang biasanya lebih memilih bekerja, atau
melanjut kuliah.
“Saya ingin
melanjut ke pesantren pak. Mau mondok,” jawabnya ketika itu.
Maulana
menyebut, jika ia ingin belajar lebih dalam tentang ilmu agama. Dan memiliki
banyak waktu untuk beribadah.
“Kalau
memilih bekerja atau kuliah, waktu kita banyak tersita untuk rutinitas pak.
Padahal hidup kita cuma sebentar. Itu makanya saya milih jalan ini agar punya
banyak waktu untuk ibadah.”
Saat menemui
saya, Maulana sudah menjalankan beberapa bulan masa mondoknya. Dan Alhamdulillah,
dia sudah hafal 3 Juz.
Semoga tetap
istiqomah ya Maulana. Jika yang dituju adalah kehidupan akhirat, maka Insya Allah,
dunia akan mengikutinya.
Post a Comment