Sepupu Excellent


Bahkan almarhumah mamak pun berulang kali memujinya: "Ponakan ku yang satu ini tangannya kayak perempuan. Rajin. Cekatan. Karena ngerti kerjaan rumah."

Dan saat kembali harus 'reuni' di rumah kampung, mata kami menjadi saksi bagaimana 'perempuannya' tangan sepupu saya itu. 

Kerjaan di dapur dibuatnya beres. Piring dan gelas ditelungkupkannya rapi di atas talam bilasan. 

Pun demikian dengan ruang tamu. Setelah disulap mirip barak pengungsian, properti tidur dirapikannya. 

Selimut dan sarung dilipati. Karpet digulungi. Bantal dan guling ditepuk-tepuk, kemudian disusun di pembaringan tiap kamar.

Istri saya saja sampai heran: "Rumahnya pasti aman (dari kerjaan rumah tangga yang nggak ada habis-habisnya)."

Sepupu saya ini memang kesayangan almarhumah mamak. Dahulu saat mamak merintis bisnis kue kering, dia yang menjadi sales-nya. 

Lalu saat mamak mencoba peruntungan dengan berbisnis tapak kursi sofa, dia yang menjadi bos bagian produksinya.

Karakter humanis sepupu saya ini memang kuat sekali. Menutupi kemampuan akademisnya yang memang lemah. 

Karena ketika masih duduk di sekolah dasar dahulu, dia abang kelas dua tingkat di atas saya. Namun ketika menamatkan pendidikan dasar, kami merupakan kawan satu kelas.

Saat tulisan ini saya buat, tangannya terampil memunguti botol air mineral bekas minum anak ponakan. Memasukkan ke tong sampah. Lalu membakarnya.

Sengaja saya tulis paling belakang namanya. Agar pikiran anda tak langsung terbang ke Jepang. Karena nama lengkapnya memang: Sugiono. 







No comments