Do'a Asesor
Jadi begini ceritanya.
Jumat malam kemaren saya menjalani tes wawancara Calon Guru Penggerak untuk Pengajar Praktik.
Hadir yang mewawancarai dua orang asesor. Yang pertama masih muda. Rambutnya sebahu. Dan wajahnya oriental.
Sedangkan asesor kedua juga wanita, berhijab, sepertinya usia beliau sedikit di atas saya.
Entah apa sebab, menjelang akhir sesi wawancara sang asesor kedua kok nyeletuk:
"Pak, bapak kalau ditawari jadi Kepala Dinas Pendidikan, apakah akan meninggalkan profesi guru?" tanya beliau serius.
Setelah menjawab diplomatis, saya timpali pertanyaan beliau:
"Memangnya ada yang mau nunjuk saya jadi kepala dinas buk?" Tambah saya setengah nyengir.
Pertanyaan asesor kedua memang membuat kaget. Sebelumnya beliau tegas mengatakan kepada saya dan asesor pertama:
"Biasanya pada tahap wawancara, asesorlah yang akan memberikan peserta informasi dan materi tambahan."
"Tapi bapak ini kok beda. Dari sekian peserta, baru kali inilah asesor yang disuguhi materi oleh peserta."
Mendengar itu saya mesem-mesem.
Setelah itu memang ada beberapa jawaban saya yang ditulis beliau. Lalu dibacakan ulang. Untuk dikembangkan menjadi pertanyaan baru.
"Kemudian sudah jadi kebiasaan saya untuk mencari data tiap calon peserta dari Google. Saat membaca data bapak, kok saya lihat ada dua karya tulis non teknik dalam bentuk buku. Padahal basic bapak adalah guru teknik."
"Bapak ini sebenarnya yang aktif otak kiri atau otak kanan sih?"
"Ya sudah-ya sudah. Dari pada saya yang makin pusing, lebih baik saya nitip pesan ke bapak. Kalau suatu saat bapak diangkat jadi Menteri Pendidikan, ingat kami ya pak. Karena kami bagian dari sejarah bapak."
... Dan doa itu pun ramai-ramai kami Aamiinkan.
aamiin
ReplyDeleteTerimakasih Tante....
ReplyDelete