Srikandi Yunan

 


Dua puluh tahun lalu dia masih berbisnis mebel. Profesinya seorang carpenter. Membeli bahan baku dari kayu palet. Membongkarnya. Lantas membuatnya jadi rangka kursi sofa. Yang kala itu masih meledak meletup (menjanjikan)

Sebagai seorang carpenter, Yunan dibantu 3 orang anggota. Gaji karyawan dihitung dari berapa set rangka yang selesai. Hitung borongan.

Panglong kecil dibuat di emperan samping rumah orangtuanya di Gang Salak. Saya sering mampir di rumah itu, saat awal masuk SMP tahun 1994, SMA tahun 1997, kuliah tahun 2000, dan ketika bekerja part time di gerai grosir raksasa Prancis tahun 2004-an.

Kebetulan rumah sederhana itu menjadi suplemen yang baik ketika hati riang gembira, maupun saat terluka parah.

Tahun 2005 Yunan banting setir. Dia bekerja pada jaringan bengkel mobil besar di Medan. Yang melayani 1001 pekerjaan. Mulai dari car wash hingga car service. Perbaikan engine dan kelistrikan hingga salon non kecantikan.

Ilmu mekaniknya berkembang pesat di bengkel itu. Hingga membentuknya menjadi seorang spesialis body mobil. Melenceng jauh dari basic pendidikannya: Teknik Elektronika.

Yunan yang tekun disayangi bosnya. Dia lantas dipindah dan dipercaya ‘memegang’ cabang baru yang sedang berkembang. Mulai dari pinggiran Medan, hingga ke Aceh.

Bosan makan gaji, Yunan mencoba peruntungan menjadi pemborong.

Dengan konsep bagi hasil, dia masuk sebagai vendor jasa di bengkel-bengkel perbaikan body perusahaan multinasional, yang menjadi pemegang brand terkenal. Misalnya Isuzu dan Honda.

Beberapa tahun belakangan, dia melepas semua jubah kenyamanannya. Dan mengambil peruntungan dengan membuka bengkel perbaikan body sendiri.

Lokasi bengkelnya yang pertama di Kawasan Medan Area. Menyewa tempat saudara iparnya, Yunan mencoba bermain resiko.

Merasa yakin dengan pekerjaannya, seorang pengusaha di Kabanjahe mengajaknya berbisnis. Maka dibukalah bengkel perbaikan body di dataran tinggi itu.

Untuk melayani operasional bengkel, Yunan merekrut dua orang karyawan. Dia sendiri mengawasi pekerjaan di sana tiap awal hingga tengah pekan. Menjelang weekend Yunan Kembali ke Medan. Mengerjakan perbaikan di bengkelnya sendiri, sekaligus memenuhi jadwal ‘ganti oli.’

Beberapa pekan lalu, bengkelnya di Medan Area dipindah. Lokasinya yang terlalu sempit, dan kurang menampung banyak unit, membuatnya memutuskan untuk membangun satu bengkel perbaikan body baru.

Bengkel ini terletak di Jalan Srikandi, Kawasan Medan Denai. Sudah lama dia menetap di daerah itu. Sejak masih menjadi kontraktor, hingga sekarang sudah sebagai owner.

Bukan karena multi talent yang membuat saya percaya Yunan. Tapi keterampilan, ketekunan, kedisiplinan, dan kerapian hasil pekerjaan yang membuat saya ogah melirik bengkel lain.

Yunan ini rekomended sekali. Dia tenang, namun brilian. Bahkan saking jagonya, entah lagi iseng atau serius, Sedan Timor 1997 saya ingin dibelah-belahnya menjadi Tank.

Sukses buatmu nan.

 

 

 

 

No comments