Pangkat. Pantes Nggak Pantes, Ya Dipantas-pantasin Sajalah, Tapi Ya Kok Nggak Pantes Juga..

Mendapat amanah itu berat. Apalagi yang berhubungan dengan hajat orang banyak. Bisa-bisa nurani menolak. Khawatir tidak sesuai dengan kinerja, pribadi, dan beban tanggung jawab.


Namun celakanya, seandainya nurani sudah tak lagi pas pada posisi, maka amanah itu bisa datang pada tempat yang salah. Pangkat misalnya.

Kenaikan pangkat merupakan bentuk penghargaan untuk yang telah memenuhi syarat bagi PNS. Ini jelas amanah. Harus dilihat kepantasan seseorang berdasarkan kinerja per periodik waktu. Terlepas apakah seseorang itu cukup ‘luck’, banyak relasi, dan sebagainya.

Kenaikan pangkat itu pantas disandang oleh orang yang memang berhak. Berdasarkan kinerja tentunya. Namun, kenaikan itu bisa jadi tak pantas disandang, oleh orang yang karena ‘luck’ dan relasinya.

Kenapa? Ini amanah Republik. Betapa vitalnya pangkat ini terhadap terselenggaranya jalannya pemerintahan. Berubahnya kenaikan pangkat ini, diikuti oleh naiknya pendapatan PNS itu. Sehingga berpengaruh juga terhadap besaran belanja pegawai pada APBN. Meskipun nilainya tergolong minor.

OK, kenaikan pangkat itu dibilang pantas seandainya PNS itu berkinerja baik. Seandainya buruk? Apakah itu menjadi tidak pantas? Kalaupun toh dipantas-pantaskan, ya tetap tidak pantas juga.


Itulah skenario dunia. Kalau bukan karena garis tangan. Ya harus dengan campur tangan. 

No comments