Pak Kusyri Yang Selalu di Hati

Sungguh saya tidak menduga. Kamis (11/12/2014) pagi itu menjadi bersejarah, ketika  saya ketemu dengan Kepala Sekolah semasa SMP dulu. Drs Kusyri. Saya menyebutnya Kepala SMP yang legendaris. Bagaimana tidak. Bibit disiplin yang beliau tanamkan, masih bisa saya rasakan hingga sekarang.


Pak Kusyri itu tipe pemimpin yang sebenarnya. Meskipun masih menjadi siswa saat itu, namun saya bisa merasakan bahwa kepemimpinannya tegas, jujur, dan berwibawa. Banyak gaya kepemimpinannya yang menunjukkan sikap-sikap itu.

Semasa aktif dulu, sesaat setelah bel masuk, Pak Kusyri biasanya berdiri di depan pintu gerbang. Membariskan, menegur, membuka pikiran, serta menyadarkan siswa yang terlambat. Itu dilakukan hampir setiap hari, ketika beliau ada waktu dan kesempatan.

Setelahnya, beliau akan keliling sekolah. Memeriksa kelas-kelas dan ruangan-ruangan. Untuk kemudian masuk ke dalam ruang kelas yang tidak ada gurunya. Tanpa mengharap bantuan guru piket.

Baca Juga:
Salat Jumat di Negara yang 40% Penduduknya Atheis

Namun sayang, Pak Kusyri bukan yang menandatangani ijazah ketika saya dan teman-teman lulus SMP. Karena prestasinya yang berhasil menaikkan pamor SMPN 14 (SLTPN 16) Medan waktu itu, beliau dipromosikan untuk menangani SMP favorit lainnya, SMPN 6 (SLTPN 7) Medan. Hingga pensiun di tahun 2000.

Kini, 14 tahun setelah masa pensiun, Pak Kusyri masih saja hebat. Beliau masih tetap enerjik ketika berpresentasi. Padahal usianya terbilang senja, 74 tahun. Ratusan peserta yang hadir, begitu antusias mendengar arahannya sebagai pejabat di Badan Akreditasi Propinsi, termasuk saya.

Baca Juga:
Dari Marelan ke New Zealand

Saya yang tersadar, bahwa sang pembicara itu adalah Pak Kusyri, langsung mencari kesempatan untuk mendekat. Saya ingin beliau tahu, bahwa disiplin yang beliau tanam, kepada tiap siswanya, kini telah berbuah, lebat. Saya bangga padamu Pak Kusyri. Mudah-mudahan kerja ikhlasmu, membuat Bapak selalu sehat, dan dalam lindungan-Nya. Amin. 

No comments