SPBU Bagai Pasar Malam



Kosongnya stok premium menghiasi beberapa SPBU akibat penurunan harga BBM sejak Senin (19/1) lalu. Kalaupun ada, terjadi antrian yang cukup panjang. 

Saya termasuk yang gagal mengisi BBM sore kemarin. Padahal niatnya hendak mengisi pertamax, bukan premium. Tapi karena antrian itu (nozel pertamax menjadi satu gallon pengisian dengan premium), saya berlalu. Sambil mencari SPBU yang nozel pertamaxnya terpisah.

Dari pengamatan saya, entah kenapa SPBU ini begitu ramai. Seperti pasar malam. Yang membeli pun bukan hanya pemilik kendaraan. Melainkan perorangan yang membawa jeriken-jeriken besar. Juga drum-drum.

Mereka (yang membawa jeriken) sepertinya memanfaatkan momen penurunan harga ini. Mungkin saja, ini masih pikiran saya, mereka takut. Kalau-kalau harga BBM yang berlaku sekarang tidak berlangsung lama.

Seperti yang sama-sama kita ketahui, harga BBM beberapa waktu belakangan memang naik turun. Fluktuatif pada waktu yang hampir berdekatan. Kondisi ini disinyalir membuat ketidakpastian. Termasuk untuk menentukan harga produksi, utamanya bagi para pengusaha.

Sebagai bagian dari rakyat, saya hanya berharap. Pemerintah peduli turun tangan menurunkan harga yang terlanjur naik akibat kenaikan harga BBM waktu lalu. Dengan itu, uang yang dimiliki masyarakat, akan menjadi lebih berdaya guna.



No comments