Turis Asal Polandia Pun Memburu Akik
Ketika 'tersesat' di pedalaman Jakarta, saya menemukan turis yang sepertinya juga 'tersesat'. Pada saat kembali bertemu di depan ‘Beach Pool’, kedua turis wanita yang hampir paruh baya itu datang menghampiri saya.
“Do you from Indonesia,” kata Madam Lidya, turis asal Polandia yang sepertinya lebih fasih berbahasa Inggris dibanding teman satunya lagi.
“Ya, I come from Sumatera. One of the largest island in Indonesia,” jawab saya singkat. Sebelumnya kami memang sempat berbincang singkat di dalam bus Wara-Wirinya Jaya Ancol. Pada saat itu, dengan percaya diri saya menanyakan asal, berapa lama, serta bagaimana perasaan mereka ketika berkunjung di Indonesia dalam bahasa Inggris. Meskipun sebenarnya nilai Bahasa Arab saya lebih tinggi.
“Do you know a place that can buy stone?” tanya Madam Lidya kembali.
“What kind of stone,” timpal saya, sedikit belepotan. Meskipun sebenarnya Madam Lidya juga belepotan.
“Good kind stone, like this,” balas Lidya, sambil mengangkat jari manis pada tangan kiri saya.
“Ouww, its name is Akik. You can find it at Aceh, names Giok Aceh,” balas saya.
Sambil mengeluarkan peta kota Jakarta di dalam tas milik temannya, Lidya meminta saya untuk menunjukkan di mana letak Aceh itu.
“Where is it?. This is us,” kata Lidya sambil menunjuk titik yang menandakan lokasi Ancol.
Sambil cengengesan ya saya jawab kembali. “Its far from here. Not at this island. This is Java island”.
Mendengar jawaban saya, Lidya malah semakin penasaran. “So, where can i find it in Jakarta?”
Terdiam sesaat, saya akhirnya menanyakan teman saya, Wahyu, yang sudah sering sliwar-sliweran di Jakarta. “Coba suruh cari di Jatinegara,” kata Wahyu.
“Madam, may be you can find it in Jatinegara. That is in this city.”
Kembali, Madam Lidya menyodorkan peta. “Where is it?”.
Kembali, Madam Lidya menyodorkan peta. “Where is it?”.
“I dont know Jakarta very much Madam, but if you want go there, you can use train, and down in Jatinegara Train Station,” jawab saya, yang sepertinya belepotan.
“Ok, ok. I know. Thank you very much. Dont you want to take a photo graph with me,” kata Madam Lidya menawarkan, sambil menunjuk ke kamera Nikon yang saya kalungkan.
“Ok nice,” timpal saya. Ternyata, akik sudah menggemparkan Polandia juga. (sap)
Post a Comment