Siap Meng-Global dengan 6 Jurus SMK Rujukan

Bukan hanya rumah sakit yang mempunyai konsep rujukan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) juga akan seperti itu. Tak lama lagi. Konsepnya sudah matang. Pesertanya sedang dijaring dalam beberapa tahap.


SMK Rujukan merupakan program terbaru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mengadopsi program Sekolah Bertaraf Internasional, yang tak diperbolehkan lagi diselenggarakan, melalui keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) beberapa waktu lalu.
Nantinya, sekolah yang berhasil ditunjuk menjadi SMK Rujukan, akan memiliki banyak keunggulan. Akan menjadi hebat. Siap mencetak lulusan berkelas. Serta siap meng-global dengan beberapa kiat yang dicanangkan. Saya menyebutnya 'Enam Jurus Pengembangan.'
Jurus-jurus itu di antaranya peningkatan layanan, pengembangan manajemen, peningkatan kualitas pembelajaran, peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan kualitas tamatan, serta pembinaan SMK sebagai pusat belajar bagi masyarakat.
Dengan keenam jurus itu, SMK Rujukan kira-kira akan seperti rumah sakit rujukan. Memiliki ketersediaan alat yang lebih lengkap, kompetensi SDM yang mumpuni, bermanfaat bagi masyarakat sekitar, memiliki manajemen yang rapi, kemudahan akses, serta mampu menjadi 'Abang Kandung' bagi SMK lain yang mempunyai akses terbatas pada areanya.
SMK Rujukan merupakan jawaban atas tantangan pendidikan yang akan datang. Tidak boleh lagi lengah. Pasar bebas ASEAN sudah di depan mata.
Ada 4,3 juta orang siswa SMK yang saat ini tengah dididik. Mereka-mereka ini, kelak jika telah lulus, akan mengisi pasar kerja. Harus benar-benar dipersiapkan. Karena kemampuan mereka, secara tidak langsung, mencerminkan kapasitas bangsa.
Sudah cukup cerita pilu tentang kondisi kebanyakan tenaga kerja kita yang ‘diekspor.’ Sebagian besar, nasib mereka di bawah negara lain.
"Jika India dan Bangladesh sedang mempersiapkan dan sudah mengirimkan tenaga teknis di bidang IT, kita masih sebatas buruh perkebunan, bangunan, dan sektor informal," kata Ganefo Ginting menyikapi fenomena TKI, ketika memberikan sambutan pada pembukaan Bimbingan Teknis SMK Rujukan di Medan, beberapa waktu lalu.
Di Indonesia saat ini, ada 12.696 SMK. Dari jumlah itu, hanya 1650 SMK yang akan ‘didaulat’ sebagai SMK Rujukan. Atau seperdelapan dari total keseluruhan. Ke-1650 SMK itulah yang nantinya, akan menjadi ‘perpanjangan tangan’ pemerintah. Untuk melancarkan jurus-jurus maut menghadapi serangan global. Termasuk menjadi ‘Abang Kandung’ bagi 8 SMK lain, yang masih menghadapai keterbatasan akses.
Untuk bisa menjadi SMK Rujukan, pemerintah mematok syarat yang cukup ketat. Selain jumlah siswa yang harus di atas 1000 orang, calon SMK rujukan harus memiliki minimal 5 Kompetensi Keahlian. Memiliki areal yang cukup untuk dilakukan pengembangan.
Selain itu, calon SMK Rujukan juga harus mendisain Teaching Factory. Membantu SMK lain dengan akses terbatas di sekitar areanya, dan harus siap-siap bermitra dengan memberikan pendidikan life skill kepada masyarakat.
Sebagai bagian dari rencana pengembangan itu, setiap calon SMK Rujukan juga harus memaparkan rencana pengembangan sekolahnya. Namanya School Development Plan (SDP). Rencana ini dibuat selama 5 tahun ke depan.
Rencana (SDP) itu lah yang selanjutnya dipaparkan di depan perwakilan pemerintah melalui Direktorat Pembinaan SMK (DitPSMK). Melalui beberapa tahap, SDP akan dinilai, dievaluasi, dan selanjutnya disetujui.
Tahapan itu lah yang saat in tengah dan sedang kami jalani. Termasuk ketika mengunjungi salah satu calon kuat SMK Rujukan, yang sudah memiliki Teaching Factory layaknya hotel berbintang.
Seperti apa hotel di dalam sekolah itu? Nantikan pada edisi selanjutnya.

No comments