Kejebak Otewe Mendadak




Tumben. Sohib saya yang satu ini tiba-tiba menghilang. Sudah lama. Padahal, biasa selalu muncul melalui inbox. Atau WA.

Tak enak saya mengungkap identitasnya. Tapi sebut saja namanya Ferry Marlen. Biasa dipanggil Marlen.

Siang itu saya nekat menghubunginya. Lama tak ada kabar, saya mulai cemas.

Hanya butuh dua nada sebelum panggilan saya diterimanya.

"Apa man," kata suara di seberang telepon. Dengan suara yang tergesa-gesa, parau, dan serak-serak manja.

"Gak papa, sehat kau kan? " tanya saya memastikan.

"Sehat. Udah ya, aku mau berangkat ni, " timpalnya lagi. Singkat. Dan seperti ingin menunjukkan kesibukan yang luar biasa.

Memang, suara latar di sekitarnya kedengaran begitu hiruk. Juga pikuk. Terdengar keributan dan riuh suara anak kecil. Mungkin itu anaknya.

Suara itu seperti mendesak sohib saya itu untuk bergerak cepat. Rengekan-rengekan kecil terdengar samar. Hingga membuat saya sadar, bahwa ini musim liburan.

Karenanya, saya berpikiran, mungkin dia ingin mengajak keluarganya berlibur. Mungkin ke Jogja. Bisa jadi ke Bali. Hingga saya memutuskan untuk menutup pembicaraan.

"Oh, ya udah lah. Mo ke mana kau rupanya? .., " kata saya

"Beli nasik bungkus," kata suara itu, di ujung telepon.

Gubraaakkkk.

No comments