Mudik - 1 (Rem Blong)
Sepulang dari lokasi pemandian alam, kami bermaksud bermalam pada sebuah resort. Yang menyajikan pemandangan indah danau Toba. Namun ketika tiba di jalan Besar Kabanjahe - Merek:
"Allahu Akbar. Ini remnya kenapa?", seketika jantung saya berdetak makin kencang. Keringat mengucur deras. Tangan gemetaran. Mata bergantian menatap: Antara jalan, dan kaki kanan yang bolak-balik menekan pedal rem.
"Astaghfirullah. Remnya blong...!!! Simpul saya spontan.
Dini, putri saya, sontak nangis mendengar itu. Menambah gugup saya yang harus mengendalikan kendaraan. Yang berlari dalam kecepatan tinggi. Di tengah lebatnya rimbunan tanaman jagung. Yang dibelah liuk-liuk tikungan tajam.
Jalanan yang menurun, membuat kondisi semakin kalut. Dari spion, saya melihat dump truk dengan bak kayu berkepala putih. Tapi jarak kami cukup aman.
Yang saya khawatirkan malah minibus yang ada di depan. Karena kecepatannya semakin berkurang. Saya khawatir, minibus itu berhenti mendadak. Dan hidung kendaraan kami menabrak bokongnya.
Mengantisipasi itu, saya inisiatif menarik tuas 'Parking Brake.' Menyalakan lampu hazard. Memanfaatkan 'Engine Brake'. Dengan mengubah posisi perseneling ke gear yang lebih rendah.
Alhamdulillah. Usaha itu berhasil. Kendaraan mulai melambat.
Kemudian saya tepikan tepat pada sebuah rumah makan dengan halaman parkir yang sangat luas.
Segera saya tarik knob pembuka kap mesin sebelum melangkah keluar. Lampu panel peringatan 'Brake' berkedap-kedip ketika saya lirik. Membuat makin curiga.
Puluhan pasang mata di dalam rumah makan itu fokus ke arah kami. Apalagi saat saya mulai membuka kap mesin.
Firasat saya benar. Saat diperiksa, fluida rem di tangki penampungannya habis. Ludes. Kering. Ketika saya raba, tidak ada rembesan minyak rem pada tabung masternya.
Lalu saya periksa bagian selang yang ada di kolong-kolong. Deg. Ketemu. Selang rem pada roda belakang sebelah kanan, putus. Tumpahan minyak rem membekas pada teromol dan poros rodanya.
Dalam kondisi seperti itu. Kendaraan akan meluncur tanpa daya pengereman. Dengan kecepatan yang tinggi, dan melaju pada jalanan yang menurun. Kendaraan seperti palu godam yang dilemparkan sekuat tenaga.
"Allahu Akbar. Allah masih sayang. Dan memberikan kami keselamatan.
Saya menduga. Selang rem itu putus karena kendaraan kami yang rendah. Terpaksa melewati gundukan tinggi pada jalanan menuju lokasi pemandian. Yang bergelombang.
Sambil berusaha tetap tenang, saya mencari solusi. Bermodal satu batang paku ukuran 1 inchi. Ujung saluran selang rem yang menuju ke teromol saya sumbat. Lalu mengikatnya dengan plastik dililit kawat.
Akhirnya kami dapat melanjutkan perjalanan. Dengan kendaraan yang hanya memiliki daya pengereman efektif pada tiga roda. Dua di bagian depan. Dan satu bagian belakang.
Kejadian ini menjadi pelajaran bagi pemilik kendaraan yang memiliki 'Ground Clearance' rendah. Agar tak sembarangan melahap jalan yang konturnya begelombang. Apalagi jika permukaannya dipenuhi gundukan yang cukup tinggi.
Karena jika tetap nekat. Selang rem anda bisa jadi taruhannya.
(Bersambung)
Post a Comment