Gear Kecil untuk Mesin Besar
Lokasi ini memang bukan pasar saham.Tapi pergerakan rupiah cukup terasa di situ.
Lihatlah uwak itu. Pria paruh baya yang menggunakan topi rimba hitam itu. Yang langkahnya serasa berat itu. Yang ketika saya ambil fotonya, tengah sibuk menghitung uang hasil jualan rokok dari supir angkot yang lewat itu.
Siapa yang nyangka 'toko mobilenya' turut andil menyumbangkan triliunan rupiah bagi perusahaan rokok. Dan membuat pemiliknya jadi triliuner?
Memang sih omset asongan rokoknya terbilang kecil.
Tapi jika dikalikan dengan seluruh pedagang rokok yang mengasong di seluruh perempatan lampu merah di kota-kota besar di Indonesia. Ditambah jutaan kios-kios kecil lainnya. Ternyata mampu memenuhi kebutuhan 90 juta perokok di negeri +62. Wow.
Saya mengumpamakan, uwak pedagang asongan itu bagaikan gear (roda gigi) kecil pada mesin yang besar. Yang jika bermasalah, membuat mesin induknya juga akan berhenti bekerja.
Perputaran rupiah tadi memang memunculkan teori aliran rezeki. Jika diibaratkan seperti air, mengalir dari sumber mata air, menuju ke tempat penampungannya. Triliuner.
Uwak pedagang asongan? Hanya kebagian tetesan. Atau rembesan. Atau yang lebih kecil lagi.
Maka tugas kitalah membuatnya tetap basah dan tidak kering. Tindakan nyatanya banyak.
Anda bisa belanja sembako di warung dekat rumah. Atau membeli buah pada penjual keliling langganan. Atau tidak langsung mengganti sepatu yang mulai 'minta makan', melainkan menjahitnya dulu pada perajin yang biasa ngemper di trotoar pasar. Atau contoh lain.
Karena dengan itu, kita sudah membantu menghidupkan ekonomi mereka. Untuk biaya sekolah anaknya. Membayar sewa rumahnya. Atau bahkan membeli obat orangtuanya.
Post a Comment