Bicara dengan Mesin Ala Chew Gim Hoe



Beginilah kalau pabrik yang 'dibawa' ke sekolah. Pembelajarannya otentik. Real. Seperti berada di industri. Baik suasananya, apalagi atmosfer kerjanya.

Kami memang langsung digenjot hari ini. Oleh ITE (Institut Technology of Education). Dalam program Technical Skills Upgrading Programme, di Singapura.

Padahal ini hari pertama. Acaranya juga baru dilaunching. Oleh Sekretaris Jenderal Kemenperin, Direktur ITE, dan Temasek sebagai pihak penyelenggara.

Pagi-pagi sekali, oleh bapak Pusdiklat Kemenperin, kami memang sudah diberi penjelasan tentang agenda ini. Yang menurutnya penting. Untuk mendongkrak kualitas pendidikan vokasi melalui peningkatan kompetensi gurunya.

Guru vokasi memang begitu dihandalkan dalam hal ini. Guru vokasi yang bertugas di SMK itu, diharapkan mampu mengangkat kualitas SDM Indonesia. Agar minimal, tidak tertinggal terlalu jauh di banding negara lain.

Pak Kapusdiklat berharap, hasil pelatihan ini bisa merubah pola berpikir guru. Dari yang sebelumnya bersifat normatif -biasa saja- menjadi lebih kreatif. Yang tidak langsung tepuk tangan andai siswanya lulus 100%. Yang merasa khawatir jika siswanya nganggur.

Maka ketika dihadapkan pada kelas yang langsung menerapkan materi praktikal. Kami begitu bersemangatnya. Apalagi Lekturnya seorang senior. Yang sudah 25 tahun bertugas. Yang menyampaikan materi dengan 3 bahasa: Inggris, Melayu, dicampur dengan Hokkien atau Mandarin. Beliau adalah Mr Chew Gim Hoe.

Pada pertemuan pertama ini, lektur yang fasih mengucapkan 'alamak' itu, berharap agar kami mampu belajar banyak. Learn as much. Hingga mampu berbicara kepada mesin. Berkomunikasi. Syukur-syukur bisa fasih.

Ilmu itu kemudian tidak dipendam sendiri. Melainkan dibagi kepada kolega. Atau rekan guru pada sekolah yang lain.

Dengan begitu, guru vokasi sudah berperan untuk membuat negara makin kuat. Karena membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.

Sebab, SDM yang lemah membuat negara bisa ambruk.

No comments