Changi, Raikkonen, dan Monopoli




Ini Changi. Bandara di Singapura. Yang sangat sibuk. Yang sejak kecil saya kenal di permainan monopoli itu.

Lawatan ke Changi pada kunjungan kedua ini lebih lama. Dibanding kunjungan pertama, yang kami lihat lewat tengah malam. Ketika tak sesibuk siang. Dan ketika masih 'kliyengan' setelah terbang selama 12 jam dari Auckland.

Changi ini memang bandara yang super sibuk. Tahun 2013 saja, jumlah penumpangnya mencapai 53,1 juta orang. Hampir lima kali lipat dibanding Kualanamu. Yang sejumlah 10 juta penumpang pada tahun 2017 lalu.

Angka itu baru untuk angkutan orangnya. Angkutan barangnya bahkan lebih wow lagi. Fasilitas kargonya melayani angkutan barang sebesar 1,85 juta ton.

Changi memang bandara yang disukai maskapai dunia. Untuk transit. Sehingga wajar kalau bandara yang direncanakan memiliki terminal 4 dan 5 itu, masuk permainan monopoli. Yang biaya singgahnya mahal. Harga jualnya juga. Apalagi harga Hipoteknya.

Pekan ini, Changi banyak kedatangan tamu. Apalagi kalau bukan karena aksi balap di sirkuit jalan raya. Yang berada pada pusat turis terkenal di Singapura: The Marina Bay Street.

Di situ, jalanan itu, disulap menjadi arena balap jet darat sepanjang 5.065 km. Yang ketika balapan digelar pada malam hari, dipasangi dengan lampu sebanyak 1600 set.

Di situ, para pembalap itu, akan memacu jet daratnya hingga kecepatan 190 Km/jam. Termasuk Kimi Raikkonen. Yang musim depan direkrut Sauber. Tim yang dibelanya saat pertama kali terjun ke balap F1 dulu.

No comments