Membolang di Belantara Hutan Beton Negeri Singa




Seharian ini saya mengelilingi Singapura. Mengunjungi beberapa tempat. Menggunakan kereta bawah tanah. Sekaligus melihat sistem transportasi publiknya.

Tujuan pertama ke Marina Bay. Melihat patung singa yang terkenal itu. Nampang di Marina Bay Sands yang menjulang itu. Dan, menyusuri trek balap yang dilintasi Kimi Raikkonen itu.

Dari Bugis Village hotel tempat menginap, kami menuju ke Marina Bay. Naik MRT. Melalui stasiun Bugis. Yang terletak persis di depan Rafless Hospital. Rumah sakit yang namanya begitu terkenal di Indonesia.

Stasiun MRT nya ada di bawah tanah. Di bagian bawah bangunan mall. Bugis Junction.

Setelah melewati dua stasiun dengan MRT bergaris ungu, kami tiba di stasiun Bayfront. Waktu tempuhnya sekira 5-7 menit.

Stasiun MRT yang ada di Bayfront pun ternyata ada akses langsung ke mall. Ketika kami ke Pulau Sentosa pun begitu. Stasiunnya ada di bawah mall. Harbour Front.

Rata-rata stasiun MRT di Singapura memang dibuat begitu strategis. Di mall. Bagian bawahnya. Empat atau lima lantai di bawah tanah.

Sebagian toko di mall itu juga ada di bawah tanah. Ketika jalan keluar, kami melihat deretan barang berkelas dipajang. Mulai tas, baju, hingga jam tangan. Yang harganya mencapai SGD$100.000 (kurs SGD$1 = IDR 11.000).

Kondisi di sepanjang lorong-lorong stasiun MRT itu sangat ramai. Sesak. Apalagi kalau weekend. Atau musim liburan bagi turis-turis eropa.

Sempitnya teritori Singapura ternyata ada solusinya. Membangun ruangan baru di udara. Dan di bawah tanah. Maka kalau ada pertanyaan, kenapa Singapura terlihat sepi di atas tanah. Bisa saja karena mereka beraktifitas dan membuat wilayah baru di bawah tanah.

Kami harus membayar SGD$ 3 dari  Bugis ke Marina Bay saat naik MRT. Itu untuk tiket pergi dan pulang. Sebenarnya, ada paket tiket khusus buat turis. Tiket seharga SGD$ 10 untuk satu hari. Atau SGD$ 16 untuk dua hari.

Dengan membeli tiket terusan itu, kita dapat mengeksplore tiap sudut kota Singapura, dengan MRT. Bebas. Mau naik di mana, dan turun di mana. Asal masih pada jam operasionalnya: 23.00 waktu setempat.

Dengan membeli tiket terusan itu, kita bisa menghemat. Sebab, berkunjung ke Singapura itu memang harus cermat. Mereka negara maju. Standar hidupnya tinggi. Biaya operasional melambung. Apa-apa mahal.

Biaya sekali makan dengan menu yang paling murah saja, antara SGD$ 5-7. Itu belum termasuk minum. Harga satu botol air mineral SGD$ 1. Harga kartu sim untuk paket data SGD$ 15. Berlaku satu minggu. Dengan kapasitas 4G.

Saya sempat ketemu dengan seorang WNI setelah selesai salat, jumat yang lalu. Dia bekerja di Singapura.

Setelah mengobrol cukup lama, saya memberanikan diri untuk bertanya tentang tempat tinggalnya.

"Kami tinggal di flat ini mas. Sewa. SGD$1700 per bulan," kata ayah dua anak itu. Sambil menunjuk bangunan gedung rumah susun. Yang berdiri tepat di seberang masjid Al-Muttaqin.

Begitulah Singapura. Negara yang pendapatan per kapitanya ada di urutan ketiga di dunia.

Anda bisa membayangkan, kira-kira akan membawa berapa rupiah jika hendak berwisata ke negeri Singa ini.

Karena saya juga sedang membayangkan, kapan ada MRT yang menghubungkan Suzuya Marelan Plaza ke Plaza Medan Fair.

No comments