Musala Al Ikhlas


Pada kawasan ini saya pertama kali ke Medan. Dibawa mamak ketika masih bayi sekali. Baru berumur satu tahun. Tepatnya di penghujung tahun 1983. Seperti catatan dokumen perjalanan mamak yang masih rapi saya simpan.

Di Medan, saya dirawat nenek Hj Halimah binti Ahmad Kasman. Bibinya mamak. Pada rumah papan semi panggung.

Pada area rumah ada Musala Al Ikhlas. Berdiri di atas tanah wakaf yang sebagian besar milik kakek. Muhammad Siswo Utomo.

Musala ini sudah berubah banyak.

Hingga penghujung tahun 80-an. Dindingnya masih papan. Mihrabnya berbentuk kubus. Ada satu kentongan kayu yang letaknya di bagian sudut.

Almarhum kek Harun yang paling sering menggebuk-gebuk kentongan itu. Tiap masuk waktu salat. Atau ketika hendak mengumpulkan penduduk untuk menyampaikan kabar duka.

Kek Harun sering menjadi imam. Apalagi ketika kakek pulang kerja hingga larut. Saya sampai hafal surat Al Ma'un dari bacaan salatnya.

Awal tahun 1990-an, beton menggantikan dinding papan musala yang mulai rapuh. Lalu lantainya di semen. Kemudian dilapis karpet berwarna coklat.

Karena banyak majelis di Musala, umur karpet nggak tahan lama. Apalagi kalau sudah masuk anak ngaji malam.

Karpet itu kemudian diganti lagi menjadi hijau. Begitu terus setiap tahunnya.

Pertengahan tahun 1990-an, Musala direnovasi. Atapnya diganti bergaya joglo. Batangan kayu Meranti melintang begitu kekar menopang atap gentengnya.

Satu set kipas angin dipasang pada bagian tengah. Lampu hiasnya cantik sekali. Seluruh lantai dipoles keramik.

Kamar mandi Musala juga diperbaiki. Kali ini dipasang tongkrongan WC.

Sejak dibangun, memang banyak yang mengeluhkan fasilitas Musala. Apalagi jumlah kran wudhu dan MCK nya.

Biaya renovasi itu ditalangi seluruhnya oleh seorang pengusaha keturunan. Yang tiga lokasi usahanya berada satu lingkungan dengan Musala.

Di Musala Al Ikhlas, kehidupan rohani saya saat kecil dihabiskan. Mendampingi kakek yang seorang Nazir.

Bagian yang paling saya suka ya itu. Menghidupkan kaset rekaman ceramah dai sejuta umat. Almarhum ustadz KH Zainuddin MZ.

Musala Al Ikhlas menyimpan giga byte memori yang indah.

Teringat almarhum kakek, nenek, dan: Mamak.

Di rumah ini mamak pertama kali datang ke Medan. Dan di Musala ini mamak terakhir disalatkan.

Dengan tanpa kentongan kek Harun.

Summa Khususon Ila Ruhi: Muhammad Siswo Utomo bin Abdullah, Hj Halimah binti Ahmad Kasman, Sulastri binti Saliun Hardjo.

Al Fatihah

No comments