Bikin Sejarah, Wanita Berdarah Batak Jadi Hakim di Amerika

Apa yang dicapai Marissa Hutabarat patut diacungi jempol. Setelah melalui pemungutan suara yang ketat, ia dipercaya memegang jabatan publik sebagai hakim di New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat.  

Atas keberhasilannya itu, media sosial Marissa dibanjiri ucapan selamat. Tak terkecuali dari netizen negara leluhurnya, Indonesia.

‘’Mereka menyapa saya di Facebook, Instagram, dan Twitter. Meski saya tidak punya Twitter,’’ ungkap Marissa kepada VOA Indonesia (18/09/2020).

Marissa Hutabarat tak pernah menyangka sambutan yang diberi oleh masyarakat Indonesia, setelah dipercaya memegang jabatan public. Apalagi menduduki jabatan tinggi sebagai hakim.

‘’Sungguh luar biasa menerima banyak ucapan, cinta, selamat, dan harapan dari orang-orang Indonesia yang tidak mengenal atau mendengar nama saya sebelumnya,’’ ungkap Marissa.

Marissa Hutabarat yang diketahui sebagai keturunan warga Indonesia rupanya telah terpilih untuk menduduki jabatan hakim pengadilan perdata—atau first city court—kota New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat. Ia meraih jabatan ini melalui pemilihan umum (pemilu) lokal yang digelar tanggal 15 Agustus 2020.

Dalam pemungutan suara pada 15 Agustus lalu itu Marissa berhasil mengalahkan penantangnya Sara Lewis. Dari hasil perolehan pemilu, Marissa mendapat 17.579 suara atau 60 persen suara. Sedangkan Lewis hanya memperoleh 11.657. Kemenangan Marissa ini menggantikan posisi hakim sebelumnya, Angelique Reed yang meninggal dunia.

Mengenal Lebih Dekat Marissa Hutabarat

Darah Indonesia yang mengalir pada Marissa berasal dari ayahnya. Sedangkan ibunya keturunan Tionghoa asal Thailand. Ayahnya memang besar di Singapura dan dia pun lahir dan besar di Amerika serikat. Itulah mengapa dia tidak pernah ke Indonesia.

Meski begitu, ke-Indonesia-annya tak bisa lepas. Selain nama ‘’Hutabarat’’-nya, dia pun mengaku sangat dekat dengan neneknya yang merupakan orang asli Indonesia . Dalam wawancaranya bersama VOA Indonesia, Marissa pun menyebut kakeknya dengan sebutan Opung.

‘’My Opung (Opung saya) mengajari saya Bahasa Batak sedikit. Saya agak malu karena tidak belajar Bahasa Indonesia tapi saya rencana akan belajar supaya bisa cukup mengertilah,’’ ungkapnya sambil terkekeh.

Sebelum menginjakan kaki ke dunia hukum, Marissa pernah mengenyam pendidikan S1 dengan mengambil jurusan psikologi. Lalu pijakan pertama di dunia hukum dimulai saat dia mengenyam pendidikan di College of Law, Loyola University, New Orleans.

 

Setelah lulus, dia menyelesaikan masa jabatan yudisialnya dengan predikat Honorable Judge Roland Belsome dari Louisiana State Court of Appeal, Fourth Circuit. Marisa juga pernah menjadi seorang pengacara rekanan di Glago Williams, LLC, dengan spesialisasi kasus litigasi perdata.

Setelah memiliki pengalaman hukum yang cukup luas, Marissa pun diketahui kerap melakukan aktivitas pelayanan masyarakat. Salah satunya dengan bertugas di Dewan Penyalahgunaan Alkohol dan Narkoba (Council on Alcohol and Drug Abuse/CADA) untuk Greater New Orleans.

Selain itu dia juga merupakan anggota aktif dari Orchid Society, sebuah jaringan profesional perempuan muda yang berperan sebagai teladan positif bagi para perempuan muda minoritas di New Orleans. Marissa juga diketahui merupakan seorang penasihat hukum sebuah organisasi bernama The First 72+.

Karirnya yang banyak terjun ke masyarakat inilah yang pada akhirnya berhasil merebut hati warga New Orleans. Dalam kampanyenya, dia menggunakan slogan ‘’Hakim Rakyat’’ untuk dapat menarik dukungan dari masyarakat New Orleans.

‘’Ini mimpi saya yang jadi kenyataan. Saya sudah ingin melakukan ini sejak saya masuk fakultas hukum. Misi saya untuk melayani masyarakat,’’ kata Marissa.

‘’Terima kasih banyak telah menempatkan kepercayaan dan keyakinan Anda kepada saya. Saya berkomitmen untuk menjadi Hakim Rakyat dan akan mendengarkan orang-orang dari semua lapisan masyarakat yang datang ke pengadilan, dengan belas kasih, martabat, dan rasa hormat,’’ ungkap Marissa yang tertuang dalam akun Facebook @MarissaForJudge pada 17 Agustus.

Indonesia Bagi Seorang Marissa Hutabarat

Marissa memang belum pernah ke Indonesia. Bahkan dia juga mengaku tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia. Aksen Amerika-nya masih terdengar sangat kental kala menyapa warga Indonesia saat diwawancara oleh VOA Indonesia.

Meski begitu Marissa mengaku bangga ada darah Indonesia mengalir dalam tubuhnya.

‘’Saya bangga jadi bagian dari orang Indonesia. Saya bangga dengan warisan budaya saya. Nenek saya berasal dari Indonesia. Ayah saya sudah jelas dari Indonesia. Tapi yang saya cerna dari budaya Indonesia adalah betapa pentingnya keluarga,’’ ungkapnya.

Untuk itulah dia mengakui bahwa dukungan keluarga menjadi salah satu bagian terpenting yang telah membawa dirinya sampai ke titik ini.

‘’Kejarlah mimpimu dan bekerja keraslah untuk mewujudkannya. Keluarga itu penting dan bisa menjadi pendukung. Dan kalau tidak, ada orang-orang yang bisa memberi bimbingan. Terus bersemangat, lakukan apa yang ingin kamu lakukan, kerja keras, dan niscaya akan berhasil. HORAS!,’’ tutup Marissa.

Sumber: VOA Indonesia | Facebook @MarissaForJudge | Instagram @MarissaForJudge | MarissaForJudge.com

No comments