Diplomasi Timun




Masih tentang timun. 

Dokumentasi saat panen timun di lahan sekolah selama beberapa hari lalu saya kemas. Lalu dibuat flyernya. Untuk kemudian di-posting, sebagai bagian dari strategi marketing di media sosial.

Maka menyebarlah informasi itu: panen raya di SMK Negeri 1 Sirapit. Komoditasnya: timun.

Ndelalahnya. Informasi itu sampai ke telinga pak Kepala Dinas Pendidikan Provsu. 

Maka pesan wa pun masuk ke hp.

"Pak kadis mau berkunjung ke Sirapit. Untuk panen timun," amanat pak Yun. Atasan saya langsung.

Jleb. Gawat. Ini namanya senjata makan tuan. Meronta batin dalam hati. 

"Timun kan baru dipanen," pikir saya. Untuk masuk ke masa panen berikutnya butuh setidaknya 5-6 hari.

Kalau lah beliau jadi datang. Maka buah yang akan dipanen masih balita. Belum cukup umur. Kondisi nya bisa berbeda antara kabar yang di-posting dengan kondisi real di lapangan.

Syukurnya pak Yun bisa berdiplomasi.

Maka ketika akan digelar Expo Pameran produk SMK saat kegiatan Penegakan Budi Pekerti tingkat pelajar SMA dan SMK di Stabat, saya langsung meminta slot. Meminta booth pameran. Pada posisi paling depan. 

Produk pertanian tanaman pangan dan hortikultura, serta produk tanaman perkebunan kami bariskan rapi. Melihat komoditas yang kami pamerkan, pak Kadis sangat antusias. 

Didampingi perwakilan Polres dan Kodim, saya diminta untuk memberikan testimoni tentang produk unggulan dari SMK Negeri 1 Sirapit. 

Termasuk jumlah yang dipanen, teknik pemasaran nya, dan upaya yang dilakukan untuk memasok komoditas itu, sebagai upaya pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat sekitar.

Panggang memang masih jauh dari api. Tapi arahan pak Kadis ini merupakan bagian dari peran SMK yang sebenarnya.




Apalagi untuk panen timun kali ini. Dari 14 bedeng yang ditanam, target panen yang 50 kg itu ternyata melebihi target. Hingga kemaren hasil panennya sudah tembus 100 kg. Dan masih akan terus bertambah.

Timun rupanya menjadi idola baru. Apalagi kalau bukan karena harganya yang terus meroket saat musim penghujan ini.

Pun begitu dengan timun yang kami pajang. Entah karena ukurannya atau apa, timun pameran itu pun diserbu. Oleh ibu-ibu. (sap)

No comments